Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Liga Super Malaysia belum mampu mengurai benang kusut tunggakan gaji yang dialami Saddil Ramdani dkk di Sabah FC dan beberapa klub lain.
Kompetisi kasta tertinggi Negeri Jiran itu berada dalam bahaya kolaps total dalam beberapa tahun ke depan jika tak ada reformasi atau perubahan drastis untuk menyelamatkannya.
Demikian pengamat sepak bola Malaysia Datuk Pekan Ramli di Putrajaya, kemarin.
Menurutnya, kenyataan pahit itu sangat memalukan karena persoalan gaji yang belum dibayar terus mencemari liga.
Dampak negatif yang akan terjadi dalam waktu dekat, imbuhnya, adalah jumlah tim di Liga Super Malaysia mungkin akan terus berkurang jika masalah yang sama tidak terselesaikan.
"Saya khawatir dengan kondisi liga yang tidak bisa dipertahankan. Kalau kita lihat, meski hanya ada 13 tim, masih ada masalah gaji yang belum dibayar, dan musim baru baru saja dimulai," ujarnya.
Baca Juga: Saddil Ramdani Pimpin Protes Tak Digaji 4 Bulan dengan Simbol Selebrasi 4 Jari
Pekan Ramli kemudian mengingatkan, "Ini sepertinya tidak ada solusinya dan yang menakutkan adalah mungkin hanya ada 10 tim musim depan."
"Apa yang terjadi dengan sepak bola kita? Kita melihat hanya dua atau tiga tim dominan yang mungkin punya kemampuan untuk terus bertahan di Liga Super Malaysia."
Dia menegaskan, "Sepak bola tidak akan maju jika hanya dua atau tiga tim yang bersaing di liga kita. Kita perlu melakukan sesuatu untuk mengatasi situasi ini."
"Jangan malu jika kita harus mengambil langkah mundur demi kebaikan sepak bola kita," tandasnya.
Meski Liga Super Malaysia atau bisa disebut M-League baru dimulai bulan lalu, beberapa tim dikabarkan sudah kesulitan membayar gaji pemainnya.
Masalah itu bukanlah hal baru, hanya tayangan ulang yang menyedihkan dari masalah lama yang sama di M-League.
Ada beberapa tim yang dikatakan masih berutang uang kepada pemainnya, antara lain Sabah FC, Sri Pahang FC, dan Perak FC.
Ketika tampil di Jakarta International Stadium melawan PSIS Semarang dalam sebuah turnamen mini pada 2 Juni 2024, Saddil Ramdani memimpin rekan-rekannya untuk protes tunggakan gaji dari manajemen Sabah FC.
Mereka dengan kompak mengacungkan empat jari saat selebrasi kemenangan 2-1 atas PSIS.
Awalnya tidak ada yang paham dengan selebrasi tersebut, tetapi kemudian terungkap bahwa itu merupakan bentuk protes atas tunggakan gaji empat bulan.
Baca Juga: Bangga Lihat Prestasi Juniornya, Saddil Ramdani Buka Peluang Kembali Bela Timnas Indonesia
Direktur Sabah FC Mohd Joh Wid pernah menyebutkan, pihaknya harus mengucurkan 1,7 juta ringgit Malaysia atau sekitar Rp6 miliar dalam sebulan untuk membayar gaji seluruh pemain.
Tak diketahui secara pasti berapa gaji Saddil di sana, tetapi ada yang menyebutkan sekitar Rp400 juta sebulan.
Manajemen Sabah FC enggan mengomentari protes Saddil dkk yang mencuat ke publik belakangan ini.
Sebab, setidaknya pada April lalu JOh Wid mengatakan baru saja membayar gaji seluruh pemainnya.
"Tetapi memang masih ada satu bulan yang tertunggak, kami terus berusaha untuk membayarnya," ucap Joh Wid.
Sebagai informasi, Liga Super Malaysia musim 2024-2025 sudah bergulir sejak 10 Mei lalu dan kini memasuki pekan keempat.
Jumlah tim yang berpartisipasi adalah 13, berkurang satu dari musim sebelumnya.
Tim yang selalu juara adalah Johor Darul Ta'zim, karena paling kaya untuk membeli banyak pemain bagus dengan segala fasilitasnya.
Klub yang diperkuat bek Timnas Indonesia Jordi Amat itu menjuarai Liga Super Malaysia 10 kali berturut-turut sejak 2014.