Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Tak ingin Federasi Malaysia (FAM) terus-terusan dihujat fan sepak bola negeri sendiri, Datuk Hamidin sebut pihaknya korban pengkhianatan Kim Pan-gon.
Datuk Hamidin Mohd Amin mengaku sudah memprediksi reaksi keras dari fan sepak bola Malaysia kepada FAM terkait perginya Kim Pan-gon.
Presiden FAM itu mencoba menceritakan mengenai peristiwa sebenarnya di balik Kim Pan-gon mundur dari kursi pelatih Timnas Malaysia.
Pria berusia 55 tahun itu mengaku sudah mencium 'bau busuk' dari rencana Kim Pan-gon saat tiba-tiba menggelar konferensi pers.
Dan pengakuan dalam konferensi pers soal Kim Pan-gon seperti tidak mendapat dukungan dari publik Malaysia hanyalah alibi untuknya bisa pergi.
Baca Juga: Presiden FAM Sebut Kim Pan-gon Tak Jujur soal Alasan Mundur dari Timnas Malaysia
"Saya tahu fans akan marah kepada FAM jika ini terjadi," ucap Datuk Hamidin seperti dikutip SuperBall.id dari Makan Bola.
"Saya sudah melihat ini tapi yang mengecewakan saya ketika dia mengadakan konferensi pers dan wawancara di sana."
"Dia mengatakan ada beberapa alasan (seperti) tidak mendapatkan dukungan, pengakuan yang menurut saya hanya alibi mengambil kesempatan untuk pergi," imbuhnya.
Hingga puncaknya terjadi saat Hamidin mendapat telepon yang berisi informasi bahwa Kim Pan-gon sudah menjalin kesepakatan dengan Ulsan Hyundai.
Hamidin menyebut cerita ini baru pertama ia beberkan dan menjadi fakta tersendiri di balik kepergian Kim Pan-gon.
"Hingga saya mendapat telepon yang mengatakan dia telah menandatangani perjanjian dengan Ulsan HD sebelum dia pergi," ujar Hamidin.
"Jadi, inilah ceritanya. Dia tidak profesional di sini," imbuhnya.
Setelah itu, Kim Pan-gon mencoba menghubungi Hamidin, namun segala pesan yang masuk tidak digubris saking besarnya rasa kecewa yang dirasakan.
Baca Juga: Puasa Medali Emas Berlanjut di Paris, Malaysia Siap Balas Dendam di Olimpiade Los Angeles 2028
Yang menyedihkan bukan soal pelatih Korea yang tak profesional, Hamidin menyebut dirinya dan FAM sebagai korban dari pengkhianatan Kim Pan-gon.
"Dia menelepon dan mengirim faks kepada saya berkali-kali dan sejujurnya, saya tidak menjawab."
"Saya kecewa dengan semuanya (yang terjadi)," kata Hamidin.
"Yang menyedihkan adalah FAM menjadi korban di sini."
"Bagaimana kita merawatnya tapi ketika mendapat tawaran lebih tinggi, dia pergi dan memberikan alasan yang tidak benar," imbuhnya.
Lantas, apakah Hamidin trauma bekerja sama dengan pelatih asal Korea Selatan selepas pengkhianatan Kim Pan-gon?
Jawabannya tentu tidak, isu yang berkembang menyebutkan bahwa Hamidin tengah menjajaki potensi kerja sama dengan Park Hang-seo.
Komunikasi yang sudah terjalin menyebutkan pihak Park Hang-seo terbuka dengan negosiasi menjadi pelatih.
Menarik dinantikan, kesepakatan apa yang terjadi antarkedua kubu, kerja sama atau sama-sama tidak menemui kesepakatan.