Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Legenda Manchester United, Nemanja Vidic, menyebut duo Arsenal William Saliba dan Gabriel Magalhaes sebagai bek tengah terbaik di Liga Inggris saat ini.
Vidic secara luas dianggap sebagai salah satu bek tengah terbaik era Liga Inggris setelah memenangi lima gelar liga serta Liga Champions selama waktunya di Man United.
Di samping Saliba dan Gabriel, Vidic menyebut Micky van de Ven dari Tottenham, Virgil van Dijk dari Liverpool, dan Ruben Dias dari Manchester City sebagai tiga bek tengah terbaik Liga Inggris lainnya dalam wawancara dengan CGTN Sports Scene.
Van de Ven mencetak rekor pemain tercepat dalam sejarah Liga Inggris pada bulan Januari.
Saat itu ia mencatatkan kecepatan 37,38 km/jam dalam pertandingan antara Tottenham melawan Brentford.
Van Dijk telah membuktikan dirinya sebagai salah satu bek tengah terbaik Liga Inggris sejak kepindahannya senilai 75 juta pound ke Liverpool pada tahun 2017.
Ia membantu Liverpool yang saat itu diasuh oleh Juergen Klopp dengan memenangi enam trofi, termasuk Liga Inggris dan Liga Champions.
Dias menjadi bagian penting tim Man City yang telah memenangi sembilan trofi dalam empat musim terakhir, termasuk empat gelar Liga Inggris berturut-turut.
Baca Juga: Erik ten Hag Konfirmasi Man United Tertarik Rekrut Kembali Pemain yang Dijual Lima Bulan Lalu
Di waktu yang sama, Vidic juga bercerita bagaimana ia perlu beradaptasi dengan kesulitan menghadapi berbagai penyerang Liga Inggris setelah kepindahannya senilai 7 juta pound dari Spartak Moscow ke Man United pada Januari 2006.
"Anda harus beradaptasi dan berubah," kata Vidic dalam wawancara dengan mantan rekan setimnya di Man United, Rio Ferdinand.
"Jika Anda pergi ke Italia, sepak bolanya tidak sama."
"Jika Anda selalu berharap bahwa pemain akan beradaptasi hanya dengan permainan Anda, seperti Berba (Dimitar Berbatov), karena Berba percaya orang harus beradaptasi dengan permainannya karena ia memahami cara bermainnya adalah cara bermain terbaik."
"Itulah masalahnya, para pemain tidak suka bahwa ia selalu ingin menggiring bola dan ia akan mengoper bola kepada orang lain agar berlari di belakangnya, tetapi terkadang para pemain akan menyuruhnya untuk berlari."
"Terkadang Anda harus melakukan keduanya, untuk diterima dalam kelompok Anda harus melakukan kedua hal tersebut."
Lebih lanjut, Vidic mengungkapkan bahwa dirinya selalu mengamati dan mempelajari gaya permainan striker lawan yang akan dihadapi dalam pertandingan.
"Ketika saya datang, tentu saja saya punya masalah karena tidak bermain di Eropa pada panggung besar," lanjut Vidic.
"Saya bermain di Rusia jadi orang-orang tidak tahu tentang permainan saya."
"Saya tidak memulai dengan baik, jadi saya harus beradaptasi, berlatih keras, menemukan jalan, mengumpulkan kepercayaan diri, umpan pertama, sundulan, perlahan Anda menang."
"Saya menonton pertandingan tim yang akan saya hadapi di pertandingan berikutnya untuk persiapan karena saya tidak mengenal banyak pemain yang akan saya lawan."
"Di satu pertandingan, saya berhadapan dengan Berba, yang saya tahu tidak akan pernah berlari di belakang."
"Lalu ada Peter Crouch, lalu ada pemain cepat seperti Craig Bellamy, di setiap pertandingan saya akan menghadapi pemain yang berbeda."
Menurut Vidic, gaya bermain para penyerang di Liga Inggris sangat beragam dibandingkan dengan Liga Italia yang cenderung hampir sama.
"Jika Anda bermain di Italia, Anda kurang lebih memiliki pemain-pemain yang mirip," ujar Vidic.
"Anda menghadapi pemain nomor 9 yang akan datang mengejar bola atau berlari di belakang, pemain-pemain yang lebih licik."
"Jadi saya harus mempelajari semua pemain dan mencoba memahami cara mereka bermain."