Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Pelatih Sporting Lisbon, Ruben Amorim, menjadi target nomor satu Manchester United untuk menggantikan posisi Erik ten Hag.
Sporting Lisbon telah mengonfirmasi bahwa Man United bersedia memenuhi klausul pelepasan Amorim.
Kendati demikian, juru taktik asal Portugal itu mengaku belum membuat keputusan terkait masa depannya.
"Kami belum sampai ke bagian itu," kata Amorim ketika ditanya apakah ia akan pergi ke Inggris.
Baca Juga: Reaksi Berbeda David de Gea dan Bruno Fernandes terhadap Pemecatan Erik ten Hag
"Klub sedang berbicara dengan klub lain, dan kemudian Anda mengambil langkah berikutnya dengan pelatih."
"Dan apakah saya ingin pergi atau tidak, saya akan mengatakannya nanti."
"Itulah keputusan yang sedang kita bicarakan di sini. Saya tidak akan mengatakannya," tambahnya.
Amorim memulai karier kepelatihannya pada musim panas 2018 di Casa Pia, klub yang saat itu bermain di divisi tiga Portugal.
Setelah kalah dalam dua pertandingan pertama, keraguan terhadap kemampuannya mulai muncul di sekitar tim.
Setelah harga dirinya terluka, Amorim mengumumkan akan mengundurkan diri jika kalah di pertandingan ketiga.
Amorim kemudian mengubah sistem dan untuk pertama kalinya bermain dengan skema tiga bek tengah.
Semuanya berjalan baik, Casa Pia tidak terkalahkan hingga kepergiannya tujuh bulan kemudian.
Sejak saat itu, Amorim selalu setia dengan skema tiga bek tengah di tim muda dan utama Braga atau Sporting.
Puncak filosofi permainan Amorim terletak pada kecepatan dalam fase transisi antara menyerang dan bertahan.
Baca Juga: Paul Scholes Pertanyakan Ruben Amorim dan Sebut 2 Pelatih yang Harus Dipertimbangkan Man United
Terlepas dari transformasi taktiknya, ia tetap setia dengan sistem tiga bek tengah (biasanya 3-4-3).
Di bawah Amorim, Sporting mengembangkan sistem 3-4-3 yang sangat fleksibel.
Skema tersebut dapat dengan mudah berubah menjadi 3-2-5 dalam menyerang dan 5-4-1 dalam bertahan.
Menariknya, skema tersebut serupa dengan filosofi Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia.
Hingga saat ini, Amorim telah memimpin Sporting dalam 228 pertandingan.
Hasilnya, ia mampu memenangi 162 pertandingan dan mencapai tingkat kemenangan sebesar 70,98 persen.
Sporting juga mencetak banyak gol dengan mencapai rata-rata 2,93 gol per pertandingan dengan skema tersebut.
Namun, semua tim yang menggunakan skema tiga bek tengah di Liga Inggris mendapatkan hasil buruk dalam dua musim terakhir.
Musim lalu, semua tim yang menggunakan sistem tiga bek tengah termasuk Wolves, Brentford, Luton, dan Sheffield United semuanya finis di peringkat bawah.
Wolves menyelesaikan musim di tempat ke-14, Brentford di peringkat ke-16, Luton dan Sheffield masing-masing finis di urutan ke-18 dan ke-20.
Baca Juga: Erik ten Hag Minta Dipecat Sejak Man United Lawan Fenerbahce
Musim ini, Brentford dan Wolves bahkan berkali-kali meninggalkan skema 3 bek tengah dan beralih ke sistem 4 bek.
Ini jelas menjadi peringatan akan risiko penerapan strategi tiga bek tengah di Liga Inggris.
Namun, Man United jelas punya kualitas skuad yang lebih baik dibandingkan Wolves, Brentford, Luton, atau Sheffield.
Selain itu, sejarah Liga Inggris pun menunjukkan skema tiga bek tengah tidak mustahil untuk berhasil.
Antonio Conte pernah membawa Chelsea menjadi juara Liga Inggris pada 2017 dengan skema 3-4-3.
Skuad Man United saat ini perlu banyak perubahan jika ingin sukses menerapkan skema Amorim.
Trio bek tengah potensial Lisandro Martinez, Matthijs de Ligt, dan Leny Yoro jarang memainkan skema tiga bek tengah dalam kariernya.
Terutama De Ligt, yang kerap bermain sangat buruk saat dipaksa bermain dalam formasi tiga bek tengah.
Di lini tengah, segalanya lebih mudah bagi Man United karena Ugarte sukses bersama Amorim di Sporting.
Sementara Mainoo juga cukup dinamis untuk beradaptasi.
Namun, sistem tiga bek tengah selalu membutuhkan pemain bek sayap yang sangat mumpuni.