Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Ironi Juventus, Tak Terkalahkan di Italia tapi Terancam Kehilangan Tiket Liga Champions

By Dwi Aryo Prihadi - Kamis, 2 Januari 2025 | 14:00 WIB
Pelatih Juventus, Thiago Motta, kalah telak saat jalani debut sebagai bos Bianconeri pada duel uji coba melawan klub Divisi 2 Bundesliga asuhan legenda Jerman, Miroslav Klose, FC Nuernberg (26/7/2024). (GABRIEL BOUYS/AFP)

SUPERBALL.ID - Juventus masih menjadi satu-satunya tim yang belum terkalahkan di Liga Italia musim ini.

Skuad besutan Thiago Motta itu belum tersentuh kekalahan dalam 18 pertandingan sejauh musim ini.

Namun, Si Nyonya Tua hanya mampu meraih tujuh kemenangan dari 18 pertandingan tersebut dan 11 sisanya imbang.

Catatan tersebut membuat Juventus saat ini bertengger di posisi keenam klasemen dengan torehan 32 poin.

Baca Juga: Bantu Venezia Menangi Duel Kontra Cagliari, Jay Idzes Langsung Dilirik Tim Italia Lain Peserta Liga Champions

Artinya, Juventus hanya menghasilkan rata-rata 1,77 poin per pertandingan.

Ancaman besar menanti Juventus jika mereka mempertahankan rata-rata poin yang sama pada paruh kedua musim.

Dilansir SuperBall.id dari Football-italia.net, Juventus bahkan bisa kehilangan tiket Liga Champions.

Juventus akan mencapai 67 poin di akhir musim jika tidak meningkatkan rata-rata poin mereka di paruh kedua musim.

Ini angka yang mengkhawatirkan karena jumlah tersebut belum cukup untuk lolos ke Liga Champions dalam lima musim terakhir.

Pada musim 2019/2020, Lazio finis keempat dengan 78 poin, sama dengan Juventus pada musim berikutnya.

Bianconeri juga finis di posisi keempat pada 2021/2022, saat itu dengan 70 poin.

Milan berada di posisi keempat dengan 70 poin pada musim 2022/2023 saat Juventus dikurangi 10 poin karena pelanggaran keuangan.

Tanpa pengurangan poin Juventus, Inter akan berada di posisi keempat dengan 72 poin pada musim itu.

Musim lalu, 67 poin bahkan tidak cukup untuk menempati posisi kelima dengan Bologna meraih 68 poin.

Hanya di musim 2021/2022, 67 poin sudah cukup untuk lolos ke Liga Champions.

Baca Juga: Persib Bandung Tersingkir dari Liga Champions Asia, Bojan Hodak Tak Bisa Sembunyikan Rasa Kasal

Hal tersebut menggarisbawahi betapa performa Juventus saat ini merupakan sebuah langkah mundur dibandingkan musim lalu.

Motta yang datang dengan tujuan meremajakan skuad dan memainkan permainan yang lebih proaktif, justru kesulitan mempertahankan hasil yang konsisten.

Kedatangan pemain seperti Teun Koopmeiners, Francisco Conceicao, Nico Gonzalez, Khephren Thuram masih belum berdampak besar.

Catatan buruk di paruh pertama musim membuat Motta mendapat kritik tajam dari pakar sepak bola Italia, Tony Damascelli.

Damascelli bahkan menilai Motta tidak lebih baik dari Paulo Fonseca, yang baru saja dipecat AC Milan.

“Saya memberi Fonseca nilai 6, Motta nilai 4 karena mereka semakin mendekati rekor Catanzaro dengan 12 hasil imbang."

"Mereka tidak mengubah ekspresi mereka jika terjadi hasil imbang, menang, atau kalah."

"Setidaknya hasil imbang itu terjadi di lapangan, mengingat rekor yang buruk."

“Tim bermain buruk, bahkan saat melawan Fiorentina saya tidak bisa memahami pilihan awal Motta maupun perubahannya."

"Jika dia pikir dia masih di Bologna, dia salah."

"Jika dia ingin terus bereksperimen, silakan saja, tetapi ada juga lapangannya."

"Motta menikmati propaganda yang menguntungkan, tetapi saya tidak melihat pertumbuhan Juventus ini dibandingkan dengan 4 tahun lalu, mengingat Juventus asuhan Allegri lebih baik tidak dipertimbangkan,” katanya.

 

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P