Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Pelatih Borneo FC, Pieter Huistra, yakin Patrick Kluivert bisa menjadikan Timnas Indonesia lebih gahar dari sebelumnya.
Timnas Indonesia resmi memiliki pelatih anyar setelah berpisah dengan Shin Tae-yong.
Nakhoda asal Belanda, Patrick Kluivert, resmi diangkat sebagai nakhoda anyar Skuad Garuda.
Pengumuman pelatih baru ini dirilis oleh PSSI pada Rabu (8/1/2025).
Sementara perkenalan Kluivert ke publik akan berlangsung pada Minggu (12/1/2025).
Setelah itu, pelatih berusia 48 tahun itu akan memulai debut pada Maret 2025.
Timnas Indonesia akan kembali melanjutkan kiprah mereka di ajang putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Rizky Ridho dkk akan memainkan partai ketujuh dan kedelapan mereka di Grup C.
Dua tim yang akan dihadapi adalah Timnas Australia (20/3/2025) dan Timnas Bahrain (25/3/2025).
Kedatangan mantan bomber andalan FC Barcelona ini juga disoroti oleh pelatih Belanda lainnya, yakni Pieter Huistra.
Baca Juga: Singgung Timnas Indonesia, Federasi Vietnam Pastikan Tak Batasi Jumlah Pemain Naturalisasi
Seperti diketahui, saat ini Huistra tengah berkarier di kompetisi Liga 1 2024/2025.
Ia tengah memasuki musim keduanya sebagai pelatih Borneo FC.
Menurut Huistra, kedatangan kolega senegaranya itu akan membawa warna baru di wajah tim Merah-Putih.
"Kluivert dapat memberikan tim sedikit lebih banyak warna baru," kata Huistra, dikutip SuperBall.id dari NOS.
Pelatih berusia 57 tahun itu mengaku bahwa selama ini ia juga mengikuti perkembangan Skuad Garuda.
Ketika berada di bawah asuhan Shin Tae-yong, timnas dirasa tidak berani bermain menyerang bahkan ketika melawan tim kecil.
Huistra mengatakan bahwa timnas membutuhkan sosok pelatih yang bisa mengubah pola pikir dan mengangkat tingkat percaya diri pemain.
Selain itu, ia juga ingin melihat Sandy Walsh dkk bermain menyerang.
Semua yang diperlukan itu dirasa ada dalam diri Patrick Kluivert.
"Mereka bermain dengan lima bek melawan negara-negara kecil."
"Para pemain harus lebih percaya diri, mereka perlu memiliki pola pikir bahwa mereka tidak hanya ingin mengalahkan negara-negara kecil."
"Mereka memerlukan permainan yang lebih menyerang," pungkasnya.