Beberapa pemain Bali United geram dengan keputusan Komdis PSSI yang dinilai terlambat menjatuhkan sanksi untuk Mitra Kukar.
Mitra Kukar disanksi komdis PSSI karena memainkan pemain mereka yang terkena akumulasi kartu merah, Mohamed Sissoko pada laga melawan Bhayangkara FC, Jumat (3/11/2017) lalu.
Berdasarkan surat PSSI no 112/L1/SK/KD-PSSI/X/2017 tanggal 5 November 2017, komdis PSSI memutuskan pertandingan ini berakhir untuk kemenangan Bhayangkara FC dengan skor 3-0 atas Mitra Kukar.
Surat yang ditanda-tangani Ketua Komdis PSSI, Asep Edwi Firdaus ini juga memutuskan Mitra Kukar dikenakan sanksi denda sebesar 100 juta Rupiah karena melanggar Pasal 55 Kode Disiplin PSSI.
Tim pelatih Bali United menganggap ada konspirasi yang dilakukan PSSI untuk memberatkan Bali United meraih gelar Juara Liga 1.
"Apa ada konspirasi dibalik itu?," tanya Eko Purdjianto, asisten pelatih Bali United.
Sementara itu, pelatih Bali United hanya pasrah dan fokus menyelesaikan Liga 1 bersama Bali United.
"Ya sudah kita fokus saja dilaga terakhir. Kalau sudah seperti ini, ya sudah kita serahkan saja ke Tuhan," ucap Widodo.
Dari pemain Bali United, bek kelahiran Makasar, Abdulrahman juga merasa kecewa.
Bahkan dia juga mempertanyakan, mengapa disaat peluang Bali United untuk merengkuh juara pertama kalinya seperti ini kok malah mendapatkan cobaan berat sekali.
"Tidak ada gunanya sama sekali kami pemain berjuang mati-matian tapi tiba-tiba ada keputusan seperti ini. Ini tidak adil." ucap Abdurahman.
Pemain Timnas senior Indonesia dengan tegas akan menolak panggilan PSSI jika keputusan tetap seperti ini.
"Saya tidak mau main untuk PSSI kalau keputusan mereka seperti ini," ancam Irfan Bachdim dihadapan pelatih kepala Widodo C Putro.
Editor | : | Gangga Basudewa |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar