Tak hanya itu, setiap sekolah juga harus mengadakan pelatihan serta pertandingan di dalam sekolah dan antar sekolah.
Langkah ini mencerminkan ambisi presiden China, Xi Jinping, dengan menyiapkan generasi muda yang bagus untuk menggapai harapan sepak bola China di kancah dunia (Piala Dunia 2034).
Lantas bagaimana dengan perkembangan sekolah sepak bola di Indonesia?
Menurut Direktur Kompetisi Indonesia Junior Soccer League, Dede Suprijadi, Menpora sebetulnya sangat mengharapkan adanya pembinaan usia dini melalui sekolah sepak bola di seluruh Indonesia, tapi itu tak berjalan karena tak ada operator.
"PSSI memang memiliki program pembinaan anak usia dini, tapi itu diserahkan ke Asprov PSSI. Asprov kemudian menyerahkan pelaksanaannya ke Askot PSSI," ujar Dede.
"Namun, tak ada satu pun Askot di negeri ini yang menjalankan amanat memutar roda kompetisi sepak bola usia dini."
"Alasannya sangat klasik, yaitu tak ada dana," ujarnya.
Dede yang juga menjabat sebagai pengelola Liga Kompas Gramedia U-14 tersebut mengaku telah memutar roda kompetisi usia dini U-12 dengan uangnya sendiri dan sumbangan dari beberapa orang.
Padahal, Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) menggelontorkan bantuan dana untuk PSSI senilai 5 juta dolar AS untuk empat tahun ke depan, atau setara Rp 66,7 milar.
Editor | : | Aulli Reza Atmam |
Sumber | : | Ecns.cn |
Komentar