PSSI melalui Ketua Umum Edy Rahmayadi mengumumkan untuk menghentikan sementara waktu kompetisi Liga 1 2018 sampai waktu yang ditentukan.
Dengan alasan menghormati korban tewas dari anggota The Jakmania, Haringga Sirila, pengumuman itu diungkapkan Edy Rahmayadi dalam jumpa pers di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (26/9/2018).
Penghentian ini pun menimbulkan kekhawatiran akan adanya kesalahpahaman dengan AFC dan FIFA selaku badan sepak bola Asia dan dunia.
Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono mengaku, justru AFC dan FIFA yang meminta kepada federasi sepak bola Indonesia itu untuk menindaklanjuti kematian suporter.
"PSSI sudah berkomunikasi dengan FIFA dan AFC. Keduanya juga ingin kami melakukan follow-up tentang (kematian suporter) ini," kata Joko Driyono kepada wartawan.
(Baca Juga: PSSI Era Edy Rahmayadi, 22 Kuburan Suporter Indonesia)
"Oleh karenanya, penghentian ini juga tak lepas dari koordinasi kami dengan FIFA dan AFC," ujarnya menjelaskan.
(Baca juga: Upaya Pencegahan dan Hukuman Suporter yang Tak Patuh Imbauan Versi Jak Mania)
Selain itu, publik juga khawatir dengan potensi kembali dilarangnya segala aktivitas pertandingan sepak bola setelah Kemenpora ikut angkat bicara soal permasalahan ini.
Sebelum PSSI mengumumkan keputusan, Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, memutuskan untuk menghentikan kompetisi sepak bola selama dua pekan agar PSSI dan pihak terkait segera menuntaskan permasalah kematian suporter.
Hal itu ditakuti dianggap sebagai sebuah intervensi pemerintah yang bisa membuat PSSI kembali dihukum FIFA seperti pada 2015 lalu.
"Belum sampai ke sana (pembicaraan dengan AFC dan FIFA soal pembekuan sepak bola oleh Menpora)," tuturnya singkat.
Editor | : | Gangga Basudewa |
Sumber | : | superball.id |
Komentar