Pelatih timnas Indonesia, Bima Sakti hampir menangis saat memberikan keterangan pers pasca kontra timnas Filipina.
Timnas Indonesia hanya bisa bermain imbang 0-0 melawan timnas Filipina pada pertandingan terakhir fase Grup B Piala AFF 2018 yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu (25/11/2018).
Hasil ini sekaligus melengkapi serentetan hasil buruk yang diraih timnas Indonesia sepanjang gelaran Piala AFF.
Sebelum laga ini pun, Stefano Lilipaly Cs sudah dipastikan tak akan lolos dari fase grup dan melaju ke semifinal karena tak punya torehan poin yang cukup.
Momen ini sekaligus menjadi ajang perpisahan buat Bima Sakti yang merasa kontraknya tak akan diperpanjang oleh PSSI.
Sambil menahan rasa haru atas dukungan yang diberikan semua pihak atas segala kesulitan yang dihadapi, Bima Sakti mengucapkan rasa terima kasihnya terutama kepada suporter yang tetap datang menyaksikan langsung laga pada laga terakhir ini.
"Hasil pertandingan tadi kita sama-sama tahu, imbang, dan saya meminta maaf atas semua yang sudah kita coba. Hasil ini tak bisa membuat kita lolos ke semifinal," kata Bima Sakti membuka pernyataan.
Baca Juga: Bima Sakti Akan Kumpulkan Anak Asuhnya Lagi pada Desember, OTW ke Timnas U-20 Indonesia?
"Saya terharu sekali, suporter yang hadir membentangkan bendera besar. Kita berharap mereka bisa membuat timnas kita lebih baik, dan bisa mendapat prestasi juara."
"Hasil ini dapat menjadi kebangkitan bagi timnas kita. Kita butuh dukungan, bantuan siapapun, pelatih ke depan, lokal maupun asing ini bisa menerima kritik yang membangun," ujarnya.
Tugas melatih timnas Indonesia terbilang berat mengingat pria asal Balikpapan itu tak punya cukup pengalaman, namun langsung dihadapkan dengan ekspektasi besar publik sepak bola Indonesia.
Sebelumnya, Bima Sakti baru pernah menjabat sebagai asisten pelatih timnas Indonesia, di bawah arahan pelatih asal Spanyol yakni Luis Milla.
Meski tak bisa dibilang berhasil menjalankan tugasnya, Bima Sakti mengaku mendapat banyak pelajaran dari tugasnya sebagai pelatih timnas Indonesia.
"Ini pelajaran luar biasa sekali, saya berysukur bisa berada di tim ini, saya bangga dengan pemain semua. Kalau bisa dikatakan, saya masih SMP (Sekolah Menengah Pertam), tetapi langsung ujian universitas," tuturnya.
"Itu tak bisa dibayar oleh uang, mungkin kesalahan saya adalah soal pemilihan siapa yang main dan siapa yang tidak itu belum.. Ke depan semoga bisa lebih baik."
"Tadi saya bertemu sama coach Eriksson (Sven-Goran Eriksson -pelatih timnas Filipina), dia bilang 'good future' buat sepak bola Indonesia. Karena itu ke depan seluruh stakeholder jangan saling menyalahkan."
"Ayo kita sama sama membangun cari solusi terbaik untuk timnas kita, bukan saling menyalahkan tapi cari hal terbaik yang dapat membangun timnas kita ke depannya," ucapnya menyerukan.
Editor | : | Gangga Basudewa |
Sumber | : | superball.id |
Komentar