SUPERBALL.ID - Kapolres Malang AKBP, Yade Setiawan Ujung, mengingatkan konsekuensi yang harus dihadapi Aremania jika mereka bertindak di luar batas dalam laga final leg kedua Piala Presiden 2019 antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jumat (12/4/2019).
Ujung sudah menyampaikan imbauan kepada suporter dan manajemen Arema FC.
“Jika ada kericuhan atau hal yang tidak diinginkan dilakukan oleh suporter, itu akan menjadi poin bahasan kami.”
“Bisa jadi kami tidak mengeluarkan izin rekomendasi untuk bertanding di sini (Stadion Kanjuruhan, red.).”
“Artinya, yang rugi juga masyarakat Kabupaten Malang,” ujar Ujung kepada SURYAMALANG.COM, Kamis (11/4/2019).
Baca Juga: Pemain Indonesia Ini Rasakan Kepahitan pada Piala FA Malaysia 2019
Ujung menuturkan Polres Malang tidak mau kecolongan dalam laga Final Piala Presiden 2019 di Stadion Kanjuruhan nanti.
Dia mewanti-wanti Bonek tidak bertindak nekat, seperti datang ke Stadion Kanjuruhan.
“Kami sudah koordinasi dengan Polres Gresik, Polrestabes Surabaya, dan Polres di Jawa Timur untuk mencegah dan sosialisasi agar Bonek tidak datang ke Stadion Kanjuruhan,” terangnya.
Aremania juga diminta tidak menyanyikan chant rasis.
Menurut Ujung, rasisme menjadi pemicu kericuhan, termasuk di media sosial.
“Kami mengimbau Aremania tidak sweeping terhadap kendaraan selain plat N.”
“Saya yakin Aremania bisa bersikap lebih dewasa dan tertib,” urainya.
Ujung menyebut animo pertandingan final ini sangat tinggi.
Aremania yang tidak kebagian tiket bisa nonton bareng (nobar) di Polsek di Kabupaten Malang.
“Suporter yang tidak mendapat tiket bisa nonton bareng di Polsek,” terang Ujung.
Artikel ini telah tayang di suryamalang.com dengan judul Konsekuensi Jika Aremania Bertindak di Luar Batas Saat Arema FC vs Persebaya, http://suryamalang.tribunnews.com/2019/04/11/konsekuensi-jika-aremania-bertindak-di-luar-batas-saat-arema-fc-vs-persebaya.
Penulis: Mohammad Erwin
Editor: Zainuddin
Editor | : | Aulli Reza Atmam |
Sumber | : | suryamalang.tribunnews.com |
Komentar