“Sejak persiapan Olimpiade, saya tidak mau berpikir terlalu jauh. Semua pemain ingin mendapat hasil terbaik di Olimpiade. Tapi, bagaimana caranya mengatasi harapan. Jangan berekspetasi tinggi, tapi tak boleh rendah juga. Belajar dari pengalaman sebelumnya bisa jadi bumerang. Saya ingin menikmati pertandingan di lapangan,” kata Anthony kepada Tim Media NOC Indonesia usai laga.
Penampilan Anthony di perempat final disaksikan langsung oleh Chef de Mission Kontingen Indonesia untuk Olimpiade Tokyo Rosan P Roeslani, Ketua Komite Olimpiade Indonesia Raja Sapta Oktohari yang didampingi Komite Eksekutif Teuku Arlan Perkasa Lukman, Rafiq Hakim Radinal dan Jadi Rajagukguk.
Anthony, yang sudah mengamankan game pertama, dipaksa bermain rubber-game oleh Antonsen. Namun, penampilan Anthony pada game ketiga tidak begitu baik, ia tertinggal saat interval 9-11.
Baca Juga: Fadlan Prawira Tak Ingin Tokyo Jadi Olimpiade Pertama dan Terakhir
Namun, Anthony tetap sabar menghadapi permainan lawan hingga akhirnya bisa membalikkan keaadaan 15-14 hingga akhirnya menutup laga dengan kemenangan 21-18.
“Laga sangat ketat. Pada game ketiga, saya fokus inisiatif menyerang dan sedan menang angin sehingga sebisa mungkin tidak lob. Saat poin kritis, pikiran saya yang penting menyerang dulu,” ujar Anthony.
“Saya belajar dari game kedua, saat melakukan banyak bola panjang ke samping. Jadi saya tidak mau mengulangi lagi, meskipun lawan juga sabat dań memancing saya bermain ke semua sisi.”
Selanjutnya Anthony akan bertemu dengan juara Olimpiade 2016 Chen Long.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | NOC Indonesia |
Komentar