Sementara itu, mantan anggota komisi Espai Barca, Jaume Llopis, baru-baru ini mengklaim bahwa itu bukan sepenuhnya keinginan Joan Laporta selaku presiden.
Llopis mengklaim bahwa Laporta ditekan untuk membuat keputusan oleh CEO Ferran Reverter dan Presiden Real Madrid Florentino Perez.
Reverter mengancam untuk mengundurkan diri jika Laporta menyetujui kesepakatan CVC dan mempertahankan Messi.
"CEO baru (Reverter) yang bertanggung jawab, saya tahu semuanya harus ditandatangani oleh CEO dan bukan presiden (Laporta)."
“CEO Barca mengancam Laporta akan mengundurkan diri jika dia (Laporta) menandatangani kontrak dengan CVC."
Baca Juga: Ikuti Jejak Messi, Akankah 2 Pemain Barcelona ini Hengkang?
“Di sisi lain, Florentino (Perez) meyakinkannya karena dia sudah mendukung European Super League."
“Antara CEO dan Florentino, mereka meyakinkan Laporta bahwa dia harus memecat Messi dan tidak menandatangani kontrak dengan CVC,” ungkap Llopis.
Pernyataan Llopis itu kemudian ditanggapi oleh Presiden Liga Spanyol, Javier Tebas di Twitter.
Tebas menyakini bahwa Laporta bukanlah orang yang memiliki otoritas di Barcelona, melainkan justru Reverter.
“Ini mulai menjadi jelas, siapa yang mengendalikan FCB? Tanpa Messi, tanpa 270 juta, rencana sempurna," tulis Tebas.
Esto empieza a aclararse ...¿quien manda en el FCB?... Sin Messi y sin 270 millones de euros, plan perfecto.... https://t.co/WN1wPATecD
— Javier Tebas Medrano (@Tebasjavier) August 9, 2021
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | Football Espana, Marca.com |
Komentar