SUPERBALL.ID - Klub raksasa Liga Spanyol, Barcelona harusnya sudah bubar akibat masalah krisis keuangan akut yang mereka alami.
Barcelona menjadi salah satu klub raksasa Eropa yang terkena dampak pandemi COVID-19 terparah.
Kondisi keuangan Barcelona benar-benar berada di dalam krisis karena tak memiliki pemasukan dari sektor tiket pertandingan.
Hal tersebut dikarenakan pada penggemar dilarang untuk datang ke stadion untuk menonton Barcelona bertanding.
Namun, seiring berjalannya waktu, penyebab krisis keuangan Barcelona rupanya bukan hanya karena pandemi COVID-19.
Baca Juga: Presiden PSG Enggan Menaikan Gaji Lionel Messi Karena 1 Alasan ini
Penyebab terbesar diperkirakan karena kesalahan manajemen sebelumnya yang dipimpin oleh mantan presiden Barcelona, Josep Maria Bartomeu.
Bartomeu dituding melakukan proses manajemen yang asal-asalan untuk mengelola Barcelona.
Bahkan, Bartomeu juga dituding melakukan berbagai cara untuk mempertahanan kekuasaanya.
Tak hanya itu, Bartomeu yang saat itu menjabat sebagai presiden Barcelona juga hobi berutang untuk klub.
Utang-utang tersebut digunakan untuk membeli sejumlah pemain bintang dari klub lain.
Baca Juga: Siap Hentikan Cristiano Ronaldo, Bek Arsenal Tak Sabar Lawan Man United
Bartomeu juga tak segan-segan untuk memberikan gaji besar kepada sejumlah pemain agar tetap bertahan di Barcelona.
Namun, segela keputusan Bartomeu tersebut rupanya malah membawa petaka bagi Barcelona.
Pada Rabu (6/10/2021) waktu setempat, CEO Barcelona, Ferran Reverter, mengungkapkan fakta mengerikan.
Setelah Bartomeu mundur, Blaugrana mengalami sejumlah masalah keuangan yang sangat serius.
Bahkan, Reverter menyebutkan kalau kalau kekayaan bersih Barcelona pada Maret 2021 adalah negatif.
Menurut Reverter, kondisi tersebut tidak lepas dari proses pembelian pemain yang sembrono dan proyek stadion baru bernama Espai Barca yang terlalu ambisius.
Reverter mengibaratkan kalau Barcelona adalah sebuah perusahaan publik, harusnya klub sudah bubar sejak dulu.
Baca Juga: Evan Dimas dan Wonderkid Persipura Bawa Timnas Indonesia Hajar Taiwan
"Pada Maret 2021, kami menemukan diri kami dengan kekayaan bersih negatif," kata Reverter seperti dikutip Superball.id dari Marca.
"Jika Barcelona adalah Perusahaan Terbatas Publik, klub akan mendekati pembubaran."
"Klub ini dikelola dengan sangat buruk, dengan improvisasi total."
"Mereka meluncurkan proyek Espai Barca, dan pembelian pemain dilakukan secara sembrono," tutur Reverter melanjutkan.
Kini, Barcelona tengah berusaha untuk keluar dari krisis keuangan yang sedang mereka alami.
View this post on Instagram
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | Marca |
Komentar