"Kerusuhan di stadion di Indonesia benar-benar mengguncang jagad sepak bola dunia," tulis Bongda24h.
"Namun, di negara tersebut, kasus seperti ini tidak jarang terjadi."
"Karena setiap tahun masih saja da kematian suporter saat datang ke stadion untuk menonton sepak bola," tambahnya.
Apa yang dikatakan oleh Bongda24h memang bukan tanpa alasan jika melihat statistik kematian suporter di Indonesia.
Sebuah statistik dari Jakarta Post menunjukkan bahwa antara 1995 dan 2018, kerusuhan di stadion telah merenggut nyawa 68 suporter di Indonesia.
Persebaya Surabaya menjadi tim dengan jumlah kematian suporter terbanyak yakni 16 orang, disusul Arema FC dengan 9 orang.
Bongda24h menyebut unsur etnis dan kedaerahan menjadi penyebab munculnya konflik di antara kelompok suporter.
Media tersebut juga menyoroti aksi suporter Indonesia yang kerap membentangkan spanduk dengan tulisan bernada provokatif.
"Penyebab bentrokan dan konflik dikatakan terutama karena konflik etnis dan daerah," tulis Bongda24h.
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | Bongda24h.vn |
Komentar