SUPERBALL.ID - Banyak wasit di liga-liga bawah sepak bola Malaysia yang hidup dalam ketakutan akan keselamatan mereka, mengingat banyaknya kasus kekerasan yang tercatat tahun ini.
Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) menyadari masalah ini dan bertekad untuk menghentikan perlakukan kejam tersebut.
Dalam dua bulan terakhir, ada tiga insiden menyedihkan di pertandingan liga bawah di mana wasit mengalami kekerasan fisik dan verbal dari penonton, pemain, dan ofisial.
Pekan lalu, seorang penggemar menyerbu lapangan dan menendang wasit saat pertandingan Piala FA antara Rang Hill FC dan Tembeling United.
Insiden tersebut dengan cepat menjadi viral di media sosial lewat cuplikan video yang berdurasi 42 detik.
Menanggapi hal tersebut, Wasit Hafizi Zakaria membuat laporan polisi ke Mapolsek Jerantut.
Baca Juga: Borok Liga Malaysia Dibongkar, FAM Bisa Saja Gelar Kompetisi Cuma 4 Tim
Wakil Presiden FAM, Firdaus Mohamed, menekankan keseriusan badan nasional dalam memandang insiden ini.
Namun, dia mengklarifikasi bahwa pertandingan tingkat negara bagian berada di bawah wewenang asosiasi sepak bola (FA) masing-masing.
Firdaus mengatakan penyelenggara kompetisi tingkat negara bagian dan liga bawah harus mengutamakan keselamatan serta keamanan selama pertandingan.
Ada peraturan dan regulasi yang berlaku untuk menyelenggarakan kompetisi, dan pengaturan keselamatan merupakan bagian integral darinya.
"Di level FAM, kami rutin melakukan pengecekan saat pertandingan atau kompetisi untuk memastikan semuanya baik-baik saja," kata Firdaus yang juga ketua panitia kompetisi FAM.
"Setiap pertandingan harus memiliki setidaknya 10 personel keamanan yang ditempatkan di venue."
"Dan untuk final atau pertandingan besar, personel tambahan akan diperlukan untuk tujuan keamanan."
Firdaus menegaskan, penyerangan terhadap ofisial pertandingan atau siapa pun saat pertandingan bukan hanya merupakan pelanggaran aturan sepak bola tetapi juga merupakan tindak pidana.
Dia menekankan bahwa meskipun perbedaan pendapat mengenai keputusan mungkin timbul selama pertandingan, hal tersebut tidak membenarkan penyalahgunaan ofisial pertandingan.
FAM bermaksud untuk mengirimkan pengingat kepada FA negara bagian untuk memperhatikan pengaturan keamanan selama pertandingan dengan serius.
"Saya menilai penempatan personel Rela untuk pertandingan saja tidak memadai," ujar Firdaus.
"Masyarakat tidak selalu mengindahkan instruksinya."
"Penyelenggara pertandingan harus melibatkan petugas polisi sebagai bagian dari pengaturan keamanan."
"Karena hal ini akan mencegah sebagian besar orang melakukan kekerasan selama pertandingan."
Pada bulan September, selama pertandingan Liga Super Perlis antara Lion Junior FC dan Guar Syed Alwi, seorang ofisial klub menyerang seorang wasit setelah dia menganulir sebuah gol di Kompleks Olahraga Tuanku Syed Faizuddin Putra UiTM.
Wasit mengalami cedera mata dan juga membuat laporan polisi.
Dalam insiden lain di Ipoh, juga pada bulan September, para pemain mengejar wasit pada pertandingan sepak bola yang diselenggarakan oleh Klub Sepak Bola Ipoh (PBI).
Beruntung wasit pertandingan tidak mengalami cedera apa pun.
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | Nst.com.my |
Komentar