Asosiasi tersebut menyerukan sanksi yang lebih keras dan kuat untuk memerangi rasisme dalam sepak bola.
Hal ini terjadi hanya seminggu setelah federasi sepak bola Prancis juga berjanji untuk mengajukan gugatan kepada FIFA atas pernyataan rasis dan diskriminatif yang dilakukan para pemain Argentina dalam nyanyian pasca-final tentang tim Prancis setelah mereka menjuarai Copa America 2024.
Federasi sepak bola Gibraltar juga mengatakan pada Selasa lalu bahwa mereka menempuh jalur hukum mengenai nyanyian pemain Spanyol yang sangat provokatif dan menghina pada pesta penyambutan juara Euro 2024.
Baca Juga: Ungkap Strategi Como 1907 Supaya Tak Langsung Terdegradasi di Liga Italia Musim Depan
Ini bukan pertama kalinya pemain Korea Selatan mengalami pelecehan rasis saat bermain di liga Eropa.
Pemain Tottenham Son Heung-min berulang kali menghadapi pelecehan rasial di dalam dan di luar lapangan sepanjang kariernya di luar Korea Selatan.
Pada tahun 2022, Son berbicara tentang menghadapi banyak rasisme sebagai pemain sepak bola muda di Jerman.
Tottenham meminta perusahaan media sosial untuk mengambil tindakan setelah Son menjadi sasaran pelecehan rasis online yang sangat tercela pada Februari 2023.
Pada bulan Juni, gelandang Tottenham Rodrigo Bentancur meminta maaf kepada rekan setimnya, Son Heung-min, karena membuat komentar ofensif tentang warga Korea Selatan dengan mengatakan bahwa mereka kurang lebih terlihat sama di sebuah acara televisi Uruguay.
Bentancur kemudian meminta maaf di Instagram dengan menyatakan, “Itu hanya lelucon yang sangat buruk!”
Editor | : | Taufik Batubara |
Sumber | : | APNews.com |
Komentar