Alhasil, pertandingan berjalan sangat membosankan dan tidak menarik hingga wasit meniup peluit akhir.
Hal serupa juga terjadi dalam pertandingan Grup I yang mempertemukan Timnas U-17 Vietnam dan Timnas U-17 Yaman.
Setelah skor imbang 1-1, kedua tim memilih bermain aman lantaran mengetahui mereka sudah pasti lolos.
Vietnam lolos sebagai salah satu dari lima runner-up terbaik, sedangkan Yaman berstatus juara grup.
Kasus main mata sejatinya bisa dihindari dengan menggelar laga penentuan kelolosan secara serentak.
Baca Juga: AFC Member Association of the Year - ASEAN Punya 3 Wakil, PSSI Nggak Ada
Jadwal serentak biasanya diterapkan di pertandingan terakhir fase grup turnamen-turnamen besar di Eropa.
Liga Champions sebagai kompetisi antarklub terelit di Eropa menerapkan hal tersebut sebelum berganti format.
Pun demikian dengan turnamen-turnamen antarnegara di bawah FIFA dan UEFA seperti Piala Dunia atau Piala Eropa.
Lantas, bisakah AFC menerapkan cara serupa untuk meminimalisir kasus main mata di laga penentu kelolosan?
Editor | : | Dwi Aryo Prihadi |
Sumber | : | Bharian.com.my, SuperBall.id |
Komentar