Setelah harga dirinya terluka, Amorim mengumumkan akan mengundurkan diri jika kalah di pertandingan ketiga.
Amorim kemudian mengubah sistem dan untuk pertama kalinya bermain dengan skema tiga bek tengah.
Semuanya berjalan baik, Casa Pia tidak terkalahkan hingga kepergiannya tujuh bulan kemudian.
Sejak saat itu, Amorim selalu setia dengan skema tiga bek tengah di tim muda dan utama Braga atau Sporting.
Puncak filosofi permainan Amorim terletak pada kecepatan dalam fase transisi antara menyerang dan bertahan.
Baca Juga: Paul Scholes Pertanyakan Ruben Amorim dan Sebut 2 Pelatih yang Harus Dipertimbangkan Man United
Terlepas dari transformasi taktiknya, ia tetap setia dengan sistem tiga bek tengah (biasanya 3-4-3).
Di bawah Amorim, Sporting mengembangkan sistem 3-4-3 yang sangat fleksibel.
Skema tersebut dapat dengan mudah berubah menjadi 3-2-5 dalam menyerang dan 5-4-1 dalam bertahan.
Menariknya, skema tersebut serupa dengan filosofi Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia.
Editor | : | Dwi Aryo Prihadi |
Sumber | : | Sky Sports, Znews.vn |
Komentar