Saat itu, ia bermain untuk klub amatir Keppel Monaco dengan gaji sebesar 50 dolar Singapura per pertandingan.
Alhasil, ia juga terpaksa bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Mulai dari tukang pindahan, pembersih panel kaca di mal, hingga pengantar skuter listrik.
Pada titik ini, menghasilkan uang sangatlah penting dan sepak bola profesional jauh dari pikirannya.
Namun, di klub itulah ia benar-benar mempelajari sepak bola dari rekan satu timnya dan mulai menikmati olahraga tersebut.
Baru pada tahun 2014, Shawal ditemukan oleh pelatih kepala Geylang International saat ini, Noor Ali, yang saat itu merupakan asisten pelatih The Eagles di Prime League, liga untuk tim cadangan dan tim muda.
Berkat dorongan rekan satu timnya, ia mengikuti seleksi dan diberi kontrak enam bulan dengan gaji 500 dolar Singapura per bulan.
Baca Juga: Tak Hanya Tersingkir Kepagian, Timnas Indonesia Juga Tinggalkan Kesan Buruk di ASEAN Cup 2024
Ia kemudian berhasil masuk ke dalam skuad senior Geylang International dan menerima kontrak profesional pertamanya setahun kemudian.
Tawaran sebesar 1.800 dolar Singapura per bulan cukup baginya untuk berhenti dari pekerjaan sambilan dan mengalihkan perhatiannya sepenuhnya ke sepak bola.
Editor | : | Dwi Aryo Prihadi |
Sumber | : | Straitstimes.com |
Komentar