Meski begitu, kekuatan Thailand sama sekali tak luntur dan masih mampu mencapai final turnamen yang dulunya bernama Piala AFF ini.
"Saya baru bekerja di sini selama 1 tahun, namun ketika mendengar orang-orang menyebutnya sebagai pertandingan Super Klasik Asia Tenggara."
"Saya merasa sangat senang dan menantikan pertandingan seru antara kedua tim," kata Masatada Ishii.
Sementara itu, antusiasme menggebut diperlihatkan kompatriot Shin Tae-yong di kubu Timnas Vietnam, Kim Sang-sik.
Ambisinya jelas, untuk memenangi laga final dan menjuarai turnamen, meski baru setengah tahun menukangi Timnas Vietnam.
Seolah ada yang ingin dibuktikan oleh Kim Sang-sik, potensi permintaan perpanjangan kontrak hingga kenaikan gaji tetap ada.
"Saya ingin menekankan bahwa semua masa lalu adalah masa lalu, kami hanya akan fokus pada masa kini. Para pemain saya sudah siap."
"Saya juga mengatakan kepada para pemain bahwa kami memiliki tiga gol untuk final, satu untuk menang, dua untuk menang, dan tiga juga untuk menang."
"Itulah yang ingin dicapai oleh tim Vietnam," kata Kim Sang-sik.
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | Soha.vn, SuperBall.id |
Komentar