SUPERBALL.ID - Media asal Korea Selatan menyoroti kemampuan olah bola milik pemain ASEAN usai Pratama Arhan dilepas Suwon FC.
Bek Timnas Indonesia, yakni Pratama Arhan, dipastikan tanpa klub pada bursa transfer Januari 2025 ini.
Kepastian itu didapat usai Suwon FC yang merupakan klub lamanya membuat sebuah postingan di media sosial Instagram mereka.
Dalam postingan tersebut, Suwon FC mengunggah beberapa foto pemain yang mereka lepas.
Sejauh ini, ada 13 pemain yang sudah dipastikan akan hengkang dari klub tersebut.
Salah satu pemain yang dicampakkan adalah Pratama Arhan.
Pemain berusia 23 tahun itu memiliki karier yang sangat singkat di kompetisi Negeri Ginseng.
Ia bergabung dengan Suwon pada 16 Januari 2024 silam.
Artinya, ia hanya bertahan selama satu tahun saja di Korea Selatan.
Baca Juga: Meski Borong 2 Gol, Bomber Naturalisasi Vietnam Gak Bagus-bagus Amat di Mata Pelatih Thailand
Kini, belum diketahui bagaimana nasib pemain Timnas Indonesia tersebut.
Beredar kabar bahwa dirinya akan kembali merumput bersama tim lokal Indonesia di kompetisi Liga 1.
Di lain sisi, hengkangnya Arhan ini menarik perhatian salah satu media asal Korea Selatan seperti News Nate.
Media tersebut mengatakan bahwa Liga Korea Selatan telah membuat program soal kuota transfer pemain asal Asia Tenggara.
Tujuannya adalah Korea Selatan ingin memperkenalkan sepak bolanya ke Asia Tenggara.
Dalam beberapa tahun terakhir, memang banyak pemain asal Asia Tenggara yang bergabung ke tim asal Korea selain Arhan.
Beberapa di antaranya adalah Nguyen Van Toan, Nguyen Cong Phuong, Kogileswaran Raj, dan Asnawi Mangkualam Bahar.
Akan tetapi, pada tahun 2025 program itu dinyatakan sia-sia.
"Pada tahun 2020, Liga Korea menciptakan kuota untuk Asia Tenggara dan klub bisa merekrut pemain dari negara-negara ASEAN. Itu ditujukan untuk mendorong pemasaran klub di Asia Tenggara," tulis News Nate dalam laporannya
Baca Juga: Remehkan Nguyen Xuan Son Sebelum Laga, Bek Thailand Minta Maaf Usai Kalah dari Vietnam
"Pada tahun 2025, pemasaran di Asia Tenggara berakhir sia-sia," jelas laporan tersebut.
Menurut media tersebut, sejauh ini hanya Asnawi yang bisa dikategorikan berhasil.
Sebab, ia mampu membela dua klub Korea seperti Ansan Greeners dan Jeonnam Dragons.
Bahkan, dirinya juga telah mencatatkan 2 gol serta 5 asis dari 66 penampilan bersama kedua tim tersebut.
Akan tetapi, Asnawi hanya mampu menunjukkan kapasitasnya di kasta kedua Liga Korea Selatan.
Di lain sisi, banyak juga pemain-pemain yang bahkan minim mendapatkan menit bermain seperti Arhan, Cong Phuong, dan Van Toan.
"Banyak pemain Asia Tenggara yang telah bermain di K-League dalam 10 tahun terakhir. Asnawi dari Indonesia mencetak 2 gol dan 5 asis dalam 66 pertandingan untuk Ansan Greeners dan Jeonnam Dragons dari tahun 2021 hingga 2023 adalah pemain yang banyak bermain sejak menit awal."
"Sementara ada banyak pemain yang belum bermain dalam satu pertandingan pun. Ada Arhan di Suwon FC yang menjadi satu-satunya pemain Asia Tenggara di K-League 1 dan K-League 2 2024."
"Namun, dirinya tetap harus mengemasi tasnya setelah hanya bermain 7 menit dalam 2 pertandingan," lanjut media tersebut.
Oleh sebab itu, News Nate mengungkapkan bahwa ada satu hal pasti yang membuat pemain ASEAN gagal di Negeri Ginseng.
Hal itu dikarenakan kemampuan olah bola para pemain-pemain tersebut sangat di bawah rata-rata.
Kemampuan mereka yang biasa saja itu membuat para pemain tersebut tak mampu bersaing.
Alhasil, para pemain ASEAN tidak dapat banyak kesempatan bermain di Negeri Kimchi.
"Penyebab kegagalan pemasaran di Asia Tenggara adalah karena mayoritas skill pemain di bawah standar."
"Karena skillnya yang sulit untuk dikembangkan dalam permainan, tidak ada efek pemasaran apapun, kecuali peningkatan jumlah pengikuti di media sosial saat pemain gabung ke tim," tegas laporan tersebut.
Editor | : | M Hadi Fathoni |
Sumber | : | nate.com |
Komentar