Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Aksi boikot yang dilakukan negara-negara Arab terhadap Qatar membuat nasib Piala Dunia 2022 menjadi tak menentu.
FIFA pun dalam laman resminya masih menyebut jika posisi Qatar masih bisa berubah.
Sejarah FIFA di tahun 1986 pun bisa jadi kembali berulang di tahun 2022.
Kolombia yang sebelumnya menjadi tuan rumah Piala Dunia 1986 akhirnya dibatalkan 4 tahun sebelum acara, FIFA akhirnya menunjuk Meksiko.
(Baca Juga: Ingin Lolos ke Piala Dunia U-20, Indra Sjafri Bidik Prestasi di Piala Asia U-19)
"Ini momentum yang tepat bagi Indonesia, waktunya untuk Indonesia," ujar Budi Arie Setiadi, Ketua Umum PROJO di Jakarta, Rabu (2/8/2017), seperti dikutip dari Wartakota.
Budi bertanya, apakah Indonesia perlu menunggu 2034 atau 2046 untuk jadi tuan rumah Piala Dunia?
"Tidak karena Indonesia adalah rumah terbaik bagi warga dunia. Apalagi kita bangga dengan jati diri bangsa kita. Unity in Diversity," ujar Budi Arie Setiadi.
Menurut Budi Arie, pengalaman Afrika Selatan 2010 bisa menjadi contoh.
"Negara yang baru mengakhiri politik Apartheid-nya dapat bersatu dan bergerak maju paska Piala Dunia 2010," katanya.
(Baca Juga: Indonesia Akan Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2034?)
Indonesia punya potensi dan peluang untuk itu.
"Kita adalah bangsa besar yg dikagumi dunia," jelas Budi.
Begitu juga, lanjut Budi, pengalaman Jerman 2006 di mana negara ini mampu maju pasca unifikasi Jerman Barat dan Jerman Timur.
"Begitu juga pengalaman Korea dan Jepang 2002 yang mampu menghilangkan sejarah kelam mereka di masa Perang Dunia II," jelas Budi.
Dukungan masyarakat Indonesia juga dinilai sangat besar.
"Kami dan berbagai kelompok terus menggelorakan ini. Teman-teman UI pun sedang mempersiapkan kajian dan naskah akademisnya," katanya.
Banyak hal positif yang dapat diraih bangsa ini.
"Kita harus optimis," pungkas Budi.
Berita ini telah tayang di wartakota.tribunnews.com, Rabu (2/8/2017), dengan judul Indonesia Punya Peluang Besar untuk Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2022