Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Septian David Maulana tampil bak pahlawan dalam laga perdana Timnas Indonesia U-22 melawan Thailand di SEA Games 2017, Malaysia.
Timnas Indonesia U-22 kebobolan satu gol di babak pertama.
Namun pasukan Garuda Muda tetap berjuang mencari kemenangan.
Septian David mengakhiri kebuntuan dan menggagalkan kemenangan Thailand dalam laga yang digelar di Stadion Shah Alam, Malasia, Selasa (15/8/2017).
Melalui titik penalti, Septian David yang ditunjuk sebagai algojo sukses menjalankan tugas secara sempurna.
Kiper Thailand tak mampu menepis tembakan Septian David.
Skor 1-1 untuk kedua tim dan Timnas Indonesia selamat dari kekalahan.
Perasaan Suwarno, ayah dari Septian David, bercampur aduk saat anaknya yang ditunjuk menjadi eksekutor.
Suwarno sangat khawatir, anaknya gagal menjalankan tugas itu.
Apalagi yang diemban adalah tugas dan peluang untuk memastikan Indonesia berpeluang merebut medali emas di SEA Games 2017.
"Semula saya tidak percaya kalau David yang ditunjuk sebagai eksekutor penalti oleh pelatih," ujar Suwarno, dikutip SuperBall.id dari Tribunjateng.com, Rabu (16/8/2017).
Perasaan yang campur aduk itu berubah seketika.
Tembakan David menembus pertahanan kiper Thailand dan skor berubah jadi 1-1.
"Yang menyaksikan itu jutaan penonton di televisi, ibunya juga degdegan, alhamdulillah akhirnya David bisa menyamakan skor," Suwarno mensyukuri.
"Kami sekeluarga sangat bangga David masih bisa berjuang demi Merah Putih di lapangan sepakbola. Ibu dan adiknya juga bangga," jelas dia.
David pada 2 September tahun ini akan berusia 21 tahun.
Dia berasal dari Gang Pete, Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.
Daerah ini lebih dikenal sebagai kawasan kampus Universitas Negeri Semarang, dulu IKIP Semarang.
Warno, sang ayah, sehari-hari bekerja sebagai pegawai swasta. Ibu David, Mundarsih, ibu rumah tangga biasa.
Mereka bersyukur putranya bisa meraih mimpi masa kecil bermain di tim nasional, mulai dari kelompok umur hingga senior.
"David anak yang tidak kenal menyerah. Sejak kecil di sepak bola dia kerap terpinggirkan dalam beberapa seleksi tim kelompok umur.