Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kiper Persela Lamongan, Choirul Huda, meninggal dunia usai bertabrakan dengan rekan setimnya dalam laga kontra Semen Padang.
Laga tersebut digelar di Stadion Surajaya, Lamongan, Minggu (15/10/2017) sore.
Selama ini Huda dikenal karena senang bersedekah.
Huda tidak hanya gemar sedekah kepada setiap anak kecil yang ditemuinya.
Huda kerap bersedekah setiap kali Persela Lamongan menang tanding.
“Bahkan manajer Persela Lamongan, Pak Yunan pun pernah diberi sedekah. Tetapi Pak Yunan menolak,” ungkap Imron Rosyidi, manajer Persela U 19.
Kadang Huda juga mengajak makan teman setimnya usai Persela menang.
Hal senada diungkapkan teman karib Huda sejak kecil sampai sekarang.
Termasuk pemilik warung yang juga teman Huda di jalan Laras-liris, Riyanto.
(Baca Juga: Istri Choirul Huda Akui Suaminya Sangat Bersemangat Jalani Laga Kontra Semen Padang)
“Kalau di sini, dia sering guyonan,” ungkap Riyanto.
Jika melihat anak-anak kecil yang dikenalnya, Huda pasti memanggilnya.
Setelah itu Huda memberi uang rata-rata Rp 5000.
Riyanti mengungkapkan Huda nongkrong terakhir pada Minggu (15/10/2017) sebelum bertanding.
Saat itu Huda nongkrong di warungnya sekitar 3 jam.
Dia minta dibuatkan telur rebus setengah matang.
Ketika pamit pulang, Riyanto sempat iseng bertanya kemungkinan akan dimainkan dalam laga kontra Semen Padang itu.
“Terakhir main, mas,” kata Riyanto menirukan jawaban Huda.
Ternyata laga kontra Semen Padang benar-benar menjadi laga terakhir yang dilakoni Huda.
Berita ini telah tayang di suryamalang, Senin (16/10/2017), dengan judul Perbuatan Kiper Persela Lamongan, Choirul Huda Ini yang Akan Selalu Dikenang.