Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Media Asing Ini Dikecam Gara-gara Salahkan Wasit Atas Insiden Meninggalnya Choirul Huda

By Irwan Febri Rialdi - Selasa, 24 Oktober 2017 | 15:33 WIB
Kiper Persela Lamongan, Choirul Huda, saat tampil melawan Arema FC dalam laga pekan ke-7 Liga 1 di Stadion Surajaya Lamongan, Jawa Timur, Minggu (21/05/2017) sore. (SUCI RAHAYU/BOLASPORT.COM)

Beberapa waktu lalu media olahraga Amerika Serikat, Soccer America, mengkritisi kepemimpinan wasit yang memimpin pertandingan saat Choirul Huda meninggal.

Soccer America menyebut wasit pertandingan Persela Lamongan versus Semen Padang, Minggu (15/10/2017) tidak mampu menerapkan peraturan dengan benar.

Media Amerika itu menyebut meninggalnya Choirul Huda merupakan kesalahan fatal wasit yang tidak menguasai peraturan.

Namun tidak semua pihak setuju dengan pemberitaan ini.

Salah satu netizen dengan nama Ed M mengkritisi betul pemeberitaan dari Soccer America.

(Baca Juga: Tak Ada Nama Messi, Ini Pilihan Boaz Solossa untuk Pemain Terbaik FIFA 2017)

Ed M merasa artikel yang ditulis oleh Paul Gardner terlalu menyudutkan wasit atas insiden yang menimpa Choirul Huda.

Paul Gardner dinilai tidak memberikan bukti faktual dan menyimpulkan permasalahan dengan cara pandang ahli permainan bukan sebagai ahli peraturan.

"Pemahaman mereka tentang buku Hukum dan bagaimana hal itu diajarkan kepada Wasit sangat mengerikan."

"Menggunakan sedikit pengetahuan sepak bola untuk mengkritik Wasit atas cedera yang disebabkan atau kematian kiper."

"Menyalahkan pihak Wasit tidak melakukan keadilan dan juga tidak menyajikan pelaporan faktual," ujar Ed M seperti dikutip BolaSport.com dari kolom komentar Soccer America.

Dengan banyak aspek pertimbangan dan mempertimbangkan ada tidaknya fakta, Ed M berpendapat tidak seharusnya wasitmenjadi sasaran atas meninggalnya pemain seperti Choirul Huda.

 

A post shared by SuperBall.id (@superballid) on

Tuding Wasit Bertanggungjawab

Media olahraga Amerika Serikat, Soccer America, ikut menyoroti insiden meninggalnya Choirul Huda saat membela klubnya Persela Lamongan, Minggu (15/10/2017).

Soccer America menyebut Choirul Huda meninggal karena wasit tidak mampu menerapkan peraturan dengan baik.

Wasit yang memimpin pertandingan saat itu, Thoriq Alkatiri, dinilai tidak mampu melindungi pemain.

Hal ini diungkapkan oleh Kolumnis Soccer America, Paul Gardner.

(Baca Juga: Terjun ke Zona Degradasi, Pelatih Semen Padang Minta Dukungan Warga Minang)

Ia memperingatkan bahwa wasit yang tidak menerapkan peraturan kepada kiper akan menimbulkan konsekuensi yang mengerikan.

Dalam sebuah kolom baru-baru ini, Gardner menunjukkan anomali wasit yang tidak menyebut "bermain dengan cara yang berbahaya" pada kiper saat kiper meluncurkan dirinya di kaki lawan.

"Dia meletakkan kepalanya cukup dekat dengan permukaan tanah," tulis Gardner seperti dikutip BolaSport.com dari Soccer America.

"Ini adalah langkah yang berbahaya, memang pemberani, oleh penjaga."

"Tapi itu pasti sesuai dengan definisi daftar main tentang permainan berbahaya, dan sebuah pelanggaran harus diajukan terhadap kiper tersebut."

"Jadi mengapa wasit tidak pernah menyebutnya?," imbuh Gardner.

Dalam pasal 12, bermain dengan cara yang berbahaya dapat diidentifikasi dalam Law of the Games sebagai tindakan yang mengancam cedera pada seseorang.

Hal itu termasuk pada pemain itu sendiri.

Gardner berpendapat, aksi Choirul Huda saat mencoba menghadang serangan dengan membawa kepala dimana pemain lain berlari atau menendang memenuhi definisi "bermain dengan cara yang berbahaya."

Namun, wasit belum membuat panggilan itu.

Jika mereka melakukannya, maka kiper akan berhenti menempatkan diri mereka pada posisi yang sangat rentan, dan mungkin Indonesia tidak akan berkabung dengan kiper legendarisnya, Choirul Huda

 

A post shared by SuperBall.id (@superballid) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P