Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Bek asing Perseru Serui, Boman Aime menceritakan panjang lebar soal kota kecil yang manjadi markas klubnya.
Serui adalah sebuah kota terpencil yang terletak di Pulau Yapen atau di sebelah utara Pulau Papua.
Banyak tim-tim Liga 1 yang mengeluhkan sulitnya untuk menuju Serui saat tim mereka bertandang ke markas Perseru.
Bagi Boman Aime, kondisi Serui sekarang sudah lebih baik karena tersedianya pesawat yang memadai.
Sebelumnya, hanya ada pesawat kecil yang tersedia untuk menuju Serui sehingga menyulitkan tim-tim tamu Perseru.
Dengan segala kekurangannya, Boman Aime tak akan pernah meninggalkan Perseru dengan alasan-alasan yang disebutkan di atas.
"Serui sebenarnya tidak jauh. Saya tak tahu apakah masih akan bertahan di Perseru tahun depan atau tidak. Kalaupun tidak bukan karena Serui jauh," kata Boman Aime kepada SuperBall.id.
"Masalah di Serui itu adalah waktu berangkat buat saat kami menjalani laga tandang. Ke Mitra Kukar (Tenggarong), itu jauh dari Serui. Masalahnya itu jam berangkat dari Serui," ucapnya menambahkan.
Pemain asal Pantai Gading itu berkisah bahwa timnya selalu menyiapkan banyak waktu setiap kali ingin berangkat laga tandang.
"Kami berangkat siang, jam 6 (malam) tiba di Biak. Di Biak kami tidur dulu sampai pagi, lalu berangkat pagi ke Makassar, setelah itu masih harus tunggu pesawat lagi di Makassar."
"Kalau bertandang ke Palembang juga harus transit ke Jakarta dulu. Begitulah gambarannya," jelas pemain berusia 28 tahun itu.
Tim berjulukan Kuda Laut Jingga itu memastikan tetap bertahan di Liga 1 musim depan.
Kemenangan 2-0 atas tuan rumah Persib Bandung pada pekan terakhir Liga 1 2017 menyelamatkan mereka keluar dari zona degradasi.
Padahal, hampir sepanjang musim Silvio Escobar dan kawan-kawan tertahan di zona degradasi.