Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Pemain yang menempati posisi itu harus punya kemampuan yang komplet,” kata Kurniawan Dwi Yulianto.
“Persoalannya, pemain kita tidak diajari untuk menjadi target man sejak di sekolah sepak bola (SSB) maupun akademi."
"Kita tidak kekurangan pemain dengan tipikal pelari. Tapi, jarang ada pemain yang mampu menahan bola, pemain yang bisa menjadi target man,” ungkap striker legendaris Indonesia ini.
Sosok yang akrab dipanggil Kurus saat masih menjadi pemain ini menilai minimnya kesempatan bermain striker lokal membuat mereka jadi mengalami kesulitan mengembangkan kemampuannya.
“Mereka sesungguhnya mendapatkan kesempatan bermain di kompetisi junior, mulai U-15, U17 sampai U-19."
"Tetapi, saat memasuki jenjang senior, mereka harus bersaing dengan striker asing."
(Baca Juga: Demi Bobotoh, Persib Bandung Gelar Uji Coba di Bandung)
"Karena pemain asing yang menjadi pilihan, kesempatan bermain striker lokal pun menjadi minim. Padahal, mereka butuh jam terbang untuk mengembangkan diri,” terang penyerang yang menduduki peringkat dua setelah Bambang Pamungkas sebagai pencetak gol terbanyak dalam sejarah timnas Indonesia itu.
Situasi itu yang dialami striker Muchlis Hadi Ning, yang melejit di timnas U-19 Indonesia saat memenangi Piala AFF U-19 2013.