Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kerusuhan suporter yang terjadi pada laga Arema FC vs Persib Bandung ternyata menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi tuan rumah.
Kejadian tersebut bermula pada menit-menit akhir pertandingan ketika para penonton yang tak puas dengan kepemimpinan wasit memasuki lapangan.
Akibat dari kerusuhan itu, dahi Pelatih Persib Bandung, Mario Gomez, mengalami pendarahan.
Tak hanya itu saja, sejumlah suporter juga mengalami cedera akibat insiden tersebut.
(Baca Juga: Manajemen Arema FC Bersikeras Sebut Wasit Jadi Biang Keladi Kericuhan Kanjuruhan)
Dari segi infrastruktur, kericuhan itu juga membuat beberapa fasilitas di Stadion Kanjuruhan, Malang, mengalami kerusakan.
Dilansir SuperBall.id dan BolaSport.com dari Surya Malang, salah satu yang paling parah kerusakannya adalah LED E-Board yang ada di sisi gawang sebelah selatan.
LED E-Board tersebut ambruk karena tak mampu menahan gelombang penonton yang merangsek masuk ke lapangan.
Sebuah kerugian besar bagi Arema jika alat tersebut rusak dan tak bisa digunakan lagi.
Berdasarkan laporan Tribunnews, Arema menjadi tim yang memelopori penggunaan LED E-Board di Indonesia.
Pada 2014, Arema Indonesia menggunakan alat tersebut di Stadion Kanjuruhan.
(Baca Juga: Warga Negeri Tetangga Ikut Soroti Kericuhan Suporter Arema FC di Kanjuruhan)
Papan iklan digital tersebut digunakan saat Arema Indonesia tampil di kandang sejak 2014.
Bahkan, manajemen tim pun telah mengikat kontrak selama lima tahun dengan pemilik sekaligus kepala operasional penggunaan papan iklan LED Perimeter, Muhammad Mugni.
Warga Negeri Tetangga Ikut Soroti Kericuhan Suporter Arema FC di Kanjuruhan https://t.co/cEPg1mDRBY
— SuperBall.id (@tribunSUPERBALL) 16 April 2018
Mugni adalah pihak yang mengadakan papan iklan elektronik tersebut sebelum akhirnya disewakan kepada klub-klub Indonesia.
Menurut Mugni, harga sebuah papan iklan berukuran 220x90cm tersebut mencapai angka Rp 5,5 Miliar.
Ia rela merogoh kocek semahal itu demi memajukan persepak bolaan Indonesia.
(Baca Juga: Cuma karena Mau Ambil Barang yang Jatuh, Kericuhan di Kanjuruhan Meledak)
"Saya bercita-cita untuk memajukan bisnis sepak bola Indonesia yang lebih modern," ucap Mugni seperti dilansir BolaSport.com dari Tribunnews.
Sekarang mungkin belum banyak yang tertarik, tapi saya yakin dua atau tiga tahun ke depan bisa menjadi potensi yang cerah," tutur Mugni menambahkan.
Dengan adanya papan iklan elektronik, sebuah klub dipercaya bisa menghadirkan lebih banyak sponsor dan pengiklan untuk mendanai operasional tim.
Kini, ketika kontrak dengan pemilik papan iklan elektronik tersebut masih tersisa satu tahun, kerusuhan pecah di Kanjuruhan.
A post shared by SuperBall.id (@superballid) on
Papan iklan elektronik yang diyakini harga sewanya mencapai Rp 200 juta per pertandingan itu mengalami kerusakan.
Hal itu jelas merugikan manajemen Arema yang harus membayar ganti rugi atas kerusakan itu.
Selain LED E-Boardi, bench pemain di Stadion Kanjuruhan juga mengalami kerusakan.
Namun, ketua panitia pelaksana (panpel) Arema FC, Abdul Haris, belum mengetahui apa saja total kerusakan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan.
"Kami belum menginventarisir apa saja yang rusak," tutur Haris seperti dilansir SuperBall.id dan BolaSport.com dari Surya Malang.
"Kami masih memprioritaskan menangani penonton yang menjadi korban," tutur dia.