Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Bermain sebagai tamu saat berhadapan dengan Perseru Serui di Stadion Gajayana, Kota Malang, Rabu (6/6/2018), ternyata tidak sepenuhnya membuat Arema FC aman.
Manajemen kini tengah waswas akibat ulah oknum suporter pendukung Arema FC yang menyalakan petasan karena aksi tersebut bisa memancing sanksi dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI.
“Sebenarnya ini sangat kami sayangkan. Tapi, kami masih menunggu penilaian Komdis soal ini,” ucap Media Officer Arema FC, Sudarmaji, kepada BolaSport.com seusai digelarnya pertandingan.
Suasana pertandingan sebenarnya relatif aman.
Di awal-awal babak pertama tidak ada tanda-tanda Aremania menyalakan petasan atau pun kembang api.
(Baca juga: Bos Bali United soal Rumor Rafael van der Vaart: Kami Serahkan kepada Tuhan)
Namun, di pertengahan babak pertama ledakan-ledakan kecil mulai terdengar dari tribune.
Suasana petasan dan kembang api yang menyala akhirnya mendominasi saat pertandingan akan segera berakhir.
Aremania tampak berpesta seolah merayakan kemenangan keempat tim kesayangannya di Liga 1 2018 tersebut.
Meski cemas terkait sanksi yang kemungkinan akan dijatuhkan oleh Komdis, namun Sudarmaji berharap agar Komdis juga melihat dari banyak sisi.
“Persoalan ini harus dilihat dari banyak sisi, karena semuanya saling berkaitan. Termasuk seperti apa prosedur pengamanan di stadion,” ujarnya.
Manajemen Arema FC memang pantas jika cemas terhadap sanksi tersebut.
Sebab hingga laga putaran putaran pertama menyisakan 4 pertandingan lagi, mereka sudah harus merogoh saku dalam-dalam untuk membayar denda akibat ulah suporter.
Total denda yang harus dibayar oleh Arema FC sejauh ini adalah Rp350 Juta.
Hal itu tersebut dimulai dari sanksi Rp300 juta saat keributan yang terjadi ketika Arema FC menjamu Persib Bandung.
Kemudian sanksi saat suporter turun ke lapangan ketika Arema FC menjamu Bhayangkara FC yang memunculkan denda Rp50 Juta.