Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Figur penting di Timnas U-23 Indonesia, Alberto Goncalves, ternyata memiliki masa kecil yang suram.
Sejak kecil, Beto sapaannya, memang harus berjuang keras untuk berlatih di klub kota asalnya, Sport Belem.
"Setiap hari, pagi dan sore saya harus menempuh perjalanan sejauh 10 kilometer dengan sepeda rusak," cerita Beto.
"Sadelnya tidak berfungsi dengan baik, itu saya lakukan cukup lama sampai akhirnya saya pinda ke klub Tuna yang jaraknya lebih dekat dengan rumah," lanjutnya.
Di tahun 2005, Beto bermain di Remo dan memulai peruntungannya.
(Baca Juga: Dampak Asian Games 2018, Sriwijaya FC Masih Kesulitan Cari Lokasi Latihan)
“Di Remo, saya akhirnya bisa membeli motor sendiri dan tidak perlu memakai sepeda lagi."
"Jadi mama tahu sekali bagaimana saya bekerja keras untuk mendapatkan apa yang saya raih sejauh ini,” bebernya.
Kini, Beto sudah tak lagi berkewarganegaraan Brasil.
Beto resmi berpaspor Indonesia setelah dinaturalisasi jelang perhelatan Liga 1 2018 dimulai.
"Saya ucapkan terima kasih untuk menajamen Sriwijaya FC yang sudha membantu naturalisasi dan mendukung saat di Timnas Indonesia," ungkap Beto.
Meski bukan lagi warga Brasil, Beto menegaskan keluarganya tetap bangga dengan statusnya saat ini.
Saat bermain untuk Timnas U-23 Indonesia, Beto mengaku keluarganya sangat bangga.
(Baca Juga: Begini Reaksi Pelatih Arema FC Saat Kiper Mudanya Dipanggil ke Timnas U-19 Indonesia)
Bahkan keluarganya menangis saat melihatnya mencetak gol untuk kemenangan Timnas U-23 Indonesia.
"Mereka mendukung keputusan saya jadi warga negara Indonesia karena seluruh yang saya dapatkan dari karier saya di Indonesia," terang Beto.
"Saya bisa membeli rumah yang layak dan kendaraan untuk keluarga, jadi sewaktu saya main di timnas kemarin mereka nobar di Brasil."
"Mama juga sampai menangis saat melihat saya bikin gol,” tuturnya.
Kedua orang tuanya yakni Jose Alberto dan Jacirema Costa disebutnya memang punya impian melihat anaknya menjadi pemain timnas.
“Semua di Brasil sangat menyukai sepak bola dan sebuah kebanggaan besar dan tertinggi jika bisa main untuk timnas."
"Jadi mereka bangga walau saya kini WNI karena bisa membela Indonesia, mama juga teringat perjuangan saya sewaktu kecil dulu sewaktu memulai karier sepak bola,” ungkapnya.