Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Ada Apa dengan Sosok Luis Milla dan PSSI?

By Mochamad Hary Prasetya - Jumat, 14 September 2018 | 16:34 WIB
Luis Milla (kiri) didampingi kedua asistennya, Miguel Gandia (tengah) dan Julio Banuelos (kanan), dalam sesi latihan Timnas U-23 Indonesia di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Jumat (27/7/2018). ( YAN DAULAKA/BOLASPORT.COM )

Kurang dari dua bulan ke depan Timnas Indonesia akan berjuang di Piala AFF 2018.

Turnamen edisi ke-12 itu akan digelar tanggal 8 November sampai 15 Desember 2018.

Tergabung di Grup B, skuat Garuda akan bertemu empat lawannya, yakni Timor Leste, Singapura, Filipina, dan sang juara bertahan, Thailand.

Sampai saat ini permasalahan masih datang ke Timnas Indonesia.

Tim Merah Putih masih belum menemukan sosok pelatih untuk menjadi juru taktik Timnas Indonesia di ajang bergengsi se-Asia Tenggara tersebut.

(Baca Juga: Bukan Timnas Indonesia, Pelatih Timnas Vietnam Fokus ke Tim Ini di Piala AFF 2018)

Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi sudah mengumumkan perpanjangan kontrak pelatih asal Spanyol, Luis Milla, hingga satu tahun ke depan.

Keputusan itu disampaikan Edy selepas menggelar rapat dengan Komite Eksekutif PSSI pada pertengahan Agustus 2018.

Sebelumnya, Luis Milla didatangkan PSSI pada Februari 2017.

(Baca Juga: PSSI Datangi Bhayangkara FC Terkait Simon McMenemy)

Pelatih berusia 52 tahun itu bertugas selama satu tahun enam bulan atau selepas Asian Games 2018 berakhir pada Agustus lalu.

Selama itu, jika berbicara prestasi, Luis Milla bisa disebut sebagai pelatih gagal.

Pasalnya, tidak ada satu pun gelar juara yang diraih oleh mantan pemain Real Madrid itu.

Luis Milla gagal membawa Timnas U-23 Indonesia lolos ke Piala Asia U-23 setelah tersingkir di babak kualifikasi dari Malaysia dan Thailand.

Mantan pemain Barcelona itu juga gagal mempersembahkan medali emas sepak bola SEA Games 2017 yang berlangsung di Malaysia.

Pelatih yang juga pernah menimba ilmu di Valencia itu kembali gagal membawa Timnas U-23 Indonesia berprestasi di cabang sepak bola Asian Games 2018.

Skuat Garuda Muda hanya mampu melangkah hingga babak 16 besar setelah ditumbangkan Uni Emirat Arab.

Akan tetapi, jika berbicara ada perubahan permainan di Timnas Indonesia, Luis Milla dibilang cukup sukses.

(Baca Juga: Tunggak Gaji Luis Milla, PSSI Terancam Sanksi FIFA)

Luis Milla mampu mengembangkan dan membuat mental bertanding anak-anak muda Indonesia lebih baik.

Permainan Timnas Indonesia juga tidak lagi menggunakan long ball, tetapi lebih bermain sabar dari kaki ke kaki.

Bisa dibilang, kehadiran Luis Milla udah mengubah permainan timnas Indonesia menjadi lebih sabar.

Lantas ada apa dengan Luis Milla yang sampai saat ini belum tiba di Tanah Air?

Saat ini memang sedang ada polemik antara PSSI dan Luis Milla.

Sebelum Timnas U-23 Indonesia gugur di Asian Games 2018, Luis Milla sempat mengungkapkan perasaannya kepada awak media tentang perpanjangan kontrak yang belum dilakukan PSSI.

Dari nada bicaranya, Luis Milla terlihat kecewa terhadap PSSI karena ketidakjelasan itu.

“Sampai sekarang saya bicara, belum ada satu pun orang di federasi (PSSI) yang membahas kontrak itu,” kata Luis Milla, Jumat (24/8/2018), di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Seperti diacuhkan oleh PSSI, satu hari kemudian Luis Milla memilih kembali ke negaranya untuk bertemu keluarga dan sekaligus menenangkan diri.

PSSI baru memutuskan untuk memperpanjang kontrak Luis Milla hingga satu tahun ke depan pada Selasa (28/8/2018) di salah satu hotel di kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan.

Usai memutuskan itu, PSSI langsung berkomunikasi kembali dengan Luis Milla.

Namun, Luis Milla memilih agar federasi sepak bola Indonesia itu berkomunikasi dengan agennya asal Spanyol.

“Agennya tidak mau datang ke Indonesia untuk membahas kontrak baru Luis Milla."

"Ia maunya via e-mail saja. Kalau sudah oke, dia dan Luis Milla datang ke Indonesia,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Ratu Tisha Destria.

Luis Milla dan agennya yang sudah menerima isi klausul kontrak baru itu saat ini sedang mempelajarinya.

Terlebih, ada klausul yang meminta Luis Milla wajib membawa Timnas Indonesia juara di Piala AFF 2018 dan meraih medali emas di SEA Games 2019 di Filipina.

Pembahasan itu bisa dibilang berjalan dengan alot.

(Baca Juga: Evan Dimas Bicara Soal Kiprah di Malaysia dan Masa Depannya di Selangor FA)

Sebab, sudah 17 hari Luis Milla belum bisa menjawab mau atau tidak kembali melatih Timnas Indonesia.

Ada beberapa rumor yang menyebabkan Luis Milla berpikir ulang melatih Timnas Indonesia.

Salah satunya gaji yang belum dibayarkan PSSI selama tiga bulan terakhir.

Perlu diketahui, PSSI harus mengeluarkan uang sangat mahal untuk mendatangkan Luis Milla dan membayarnya setiap bulan.

Terlebih, Luis Milla juga meminta beberapa fasilitas seperti apartemen, mobil, dan sopir.

Sampai saat ini memang belum diketahui berapa biaya yang dikeluarkan PSSI untuk membayar Luis Milla.

Kabarnya, Luis Milla dibayar sebesar Rp 2 miliar per bulan.

Belum lagi PSSI juga harus membayar gaji dua asisten Luis Milla, yaitu Eduardo Perez dan Miguel Gandia.

Untuk kedua asisten pelatih itu harganya tidak terlalu mahal.

“Memang gaji Luis Milla mahal banget."

"Uangnya itu berbeda dengan gaji Miguel sama Eduardo, kalau mereka berdua itu gajinya sekitar manajer televisi,” kata Mantan Direktur Media dan Hubungan Internasional PSSI Hanif Thamrin.

Sekjen PSSI Ratu Tisha juga sempat mengatakan bahwa ada beberapa fasilitas mewah yang diminta Luis Milla.

PSSI mencoba untuk bernegosiasi permintaan tersebut.

Saat baru menjabat sebagai pelatih Timnas Indonesia, Luis Milla dikabarkan tinggal di salah satu apartemen di Karawaci, Kota Tangerang Selatan.

Akan tetapi, mantan pelatih Timnas U-21 Spanyol itu dikabarkan memilih untuk tinggal di Bali.

Selain menunggak gaji, ketidaksanggupan PSSI juga tampak pada kegagalan membayar sewa rumah yang ditempati Luis Milla.

Bahkan, kabarnya Luis Milla yang membayar harga sewa rumahnya itu selama tiga bulan terakhir.

Semestinya, PSSI harus berbicara terus terang apa yang saat ini sedang terjadi.

Jika memang sudah tidak sanggup membayar Luis Milla, hal itu sudah langsung diutarakan ke publik agar semuanya jelas.

“Gaji Luis Milla itu urusan kami, bukan kalian,” tegas Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi kepada wartawan.

PSSI kini memberikan batas waktu kepada Luis Milla sampai Sabtu (15/9/2018) untuk segera menjawab mau atau tidak menjadi pelatih Timnas Indonesia.

Jika Luis Milla tidak mau, maka PSSI sudah memiliki plan B untuk menunjuk pelatih baru.

Pelatih baru yang dibidik PSSI itu harus sudah mengerti karakter permainan sepak bola Indonesia.

PSSI kini sudah menjalin komunikasi dengan Bhayangkara FC untuk meminta Simon McMenemy melatih Timnas Indonesia di Piala AFF 2018.

Simon McMenemy bukan pelatih baru di persepakbolaan Tanah Air.

Sebelum melatih Bhayangkara FC, pria asal Skotlandia berusia 40 tahun itu sempat membesut Mitra Kukar dan Pelita Bandung Raya.

Simon McMenemy juga sempat menangani Timnas Fillipina dan sukses membawanya ke semifinal sebelum dikalahkan Indonesia.

Terakhir, Simon McMenemy berhasil membawa Bhayangkara FC meraih gelar juara Liga 1 2017.

“Kalau memang negara yang memanggil, kami tentu saja siap melepas Simon ke Timnas Indonesia agar bisa berprestasi di Piala AFF 2018,” kata Manajer Bhayangkara FC Sumardji.

Patut ditunggu apa jawaban Luis Milla dalam beberapa hari ke depan.

Patut pula ditunggu apa sebenarnya yang terjadi di tubuh PSSI terkait kontrak dan fasilitas Luis Milla.

Publik masih menanti, ada apa sesungguhnya dengan Luis Milla dan PSSI?

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P