Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Menyusul tragedi yang terjadi di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Kota Bandung, pada 23 September 2018, situasi sepak bola Indonesia langsung tak menentu.
Di tengah situasi ini, Pelatih Persib Bandung, Roberto Carlos Mario Gomez, menyebut jika ada orang yang ingin memancing di air keruh.
Saat ini, Liga 1 2018 tengah dihentikan hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Mandeknya kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia itu terjadi menyusul kematian seorang anggota The Jak Mania, Haringga Sirla.
Kematian pria asal Cengkareng, Jakarta Barat, tersebut menambah catatan kelam rivalitas suporter Indonesia.
Oleh karenanya, seluruh publik Tanah Air, baik yang punya keterkaitan langsung dengan sepak bola maupun tidak, langsung menanggapi tragedi ini dengan serius.
(Baca juga: Persija Seret Bojan Malisic ke Komdis, Fernando Soler: Silakan Tunggu Tahun Depan)
Dunia kulit bulat dalam negeri pun kembali mengalami situasi yang tak menentu.
Roberto Carlos Mario Gomez sebagai Pelatih Persib Bandung, tim yang terlibat langsung dalam sengkarut ini, turut angkat bicara.
Kendati turut mendukung langkah-langkah dan kebijakan yang ditempuh stakeholder sepak bola Indonesia (PSSI, PT LIB), ia berharap situasi ini tidak dimanfaatkan orang atau pihak untuk kepentingan-kepentingan tertentu.
Ia juga berharap agar tak ada orang atau pihak yang menambah keruh suasana sekaligus membuat tim yang dilatihnya semakin terpuruk.
(Baca juga: Berulang Kali Dibenahi, Penerangan Markas PSM Makassar Masih Belum Sempurna)
"Terkadang ada orang-orang yang ingin mengambil keuntungan dari situasi ini. Jadi, jangan dengar orang ini. Dia ingin kami didenda dan lainnya,” kata Gomez seperti dikutip BolaSport.com dari Sripoku.com.
Lebih lanjut, pria asal Argentina itu menginginkan sepak bola Indonesia menjadi lebih baik lagi setelah insiden ini.
Menurutnya, akan menjadi bijak jika seluruh pihak dapat belajar dari kesalahan masa lalu agar bisa menjalani hari esok yang lebih baik.
“Setiap orang membuat kesalahan. Itu adalah masa lalu dan masa lalu itu untuk pelajaran ke depan. Hal itu yang penting,” ujarnya menambahkan.
(Baca juga: 5 Opsi Sanksi untuk Persib Bandung dan Persija Jakarta, Salah Satunya Degradasi)