Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Piala Presiden 2019 kini menuju puncak perhelatannya tanggal 12 April 2019.
Mewakili Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berhalangan hadir, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi membuka secara resmi turnamen edisi keempat itu di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, Sabtu (2/3/2019) sore WIB.
Dalam sambutan Menpora, Presiden Jokowi berpesan sepak bola Indonesia harus maju, mutlak bangkit.
Presiden sangat berharap tak ada lagi kasus pengaturan hasil pertandingan, sebagaimana menyeruak akhir-akhir ini.
"Selesaikan dengan bersih, juara harus betul-betul juara," tegas Presiden Jokowi melalui Menpora Imam Nahrawi.
Dengan pesan tegas itu, Presiden Jokowi dan Menpora berharap Piala Presiden menjadi contoh terbaik dalam pengelolaan sepak bola nasional yang bersih, jujur, transparan, bermanfaat, dan berkualitas.
Dari edisi ke edisi, dari tahun ke tahun sejak 2015, Piala Presiden memang tampak selalu berusaha lebih maju, lebih baru, dan lebih bermutu.
Ketua Steering Committe Piala Presiden 2019 Maruarar Sirait dalam sambutan pembukaan membeberkan nyaris rinci satu per satu sponsor yang mendukung turnamen ini, termasuk jumlah uangnya.
Pria yang akrab disapa Bang Ara itu juga menjelaskan untuk apa saja uang dari sponsor tersebut.
"Kita memulai Piala Presiden hari ini di lima kota hingga 12 April 2019," buka Bang Ara dalam sambutannya di tengah puluhan ribu penonton di Stadion Si Jalak Harupat dan jutaan pemirsa via TV di seantero Indonesia.
"Hadiahnya kita sepakati naik hingga Rp 3,5 miliar untuk juara pertama," ungkap Bang Ara.
Jumlah hadiah untuk juara itu bertambah Rp 200 juta dibanding Piala Presiden 2018.
Hadiah untuk peringkat kedua bertambah Rp 150 juta menjadi Rp 2,35 miliar, sedangkan peringkat ketiga dan keempat masing-masing bertambah Rp 75 juta menjadi Rp 825 juta.
Bang Ara mengungkapkan nama-nama sponsor, mulai dari yang utama hingga pendukung, berikut jumlah uang yang disumbangkan perusahaan-perusahaan itu.
Sebelum Piala Presiden 2019 dibuka, Maruarar Sirait mengatakan, turnamen ini membutuhkan dana Rp 47,5 miliar.
Uang itu digunakan untuk banyak hal, mulai dari match fee hingga hadiah bagi para pemenang.
Pada Piala Presiden 2018, ujar Maruarar Sirait, bantuan sponsor mencapai Rp 55 miliar.
Piala Presiden 2018 itu berjalan sukses dengan keuntungan sekitar Rp 9 miliar.
"Kenapa saya sebutkan nama-nama sponsor ini? Kalau kita transparan dan bersih, sponsor juga akan berbondong-bondong untuk mendukung," tegas Maruarar Sirait.
Kebanggaan untuk berani transparan dan jujur itu ditopang pula oleh kesanggupan menggelar Piala Presiden dengan baik tanpa memakai uang negara atau BUMN.
Transparansi dan kejujuran itu diverifikasi oleh auditor ternama dunia, PricewaterhouseCoopers (PwC), yang dilakukan sejak Piala Presiden edisi pertama tahun 2015.
"Kita diaudit PwC sesuai arahan Presiden," tegas Maruarar Sirait.
Bukan tanpa alasan kenapa Maruarar Sirait memakai jasa PwC untuk memeriksa keuangan Piala Presiden.
Nama besar dan tepercaya PwC kini telah menjadi simbol Piala Presiden.
PwC merupakan kantor jasa profesional terbesar di antara The Big Four Auditors dunia, yang lainnya adalah Deloitte, Ernst & Young, dan KPMG.
Berkantor pusat di New York City, Amerika Serikat, pada Maret 2005 klien audit PwC termasuk empat dari 10 perusahaan publik terbesar di Amerika Serikat, yakni ExxonMobil, Ford Motor Company, ChevronTexaco, dan IBM.
PwC juga mengaudit empat dari 10 perusahaan terbesar di Britania Raya, yaitu GlaxoSmithKline, Royal Dutch Shell, Barclays, dan Lloyds TSB.
Klien besar lain PwC antara lain American International Group, Freddie Mac, Bank of America, JP Morgan Chase, Tesco, Unilever, dan Academy of Motion Picture Arts and Sciences, yang melakukan tabulasi pemungutan suara untuk Academy Awards.
Jika diamati dari tahun ke tahun sejak 2015, tak berlebihan rasanya menyebut Piala Presiden sebagai pionir atau pelaku langkah awal menuju best practice manajemen sepak bola Indonesia.
Apalagi jika dibandingkan dengan pengelolaan sepak bola saat ini, yang justru sedang terbelit dalam kemelut pengaturan skor.
Menurut Cambridge Dictionary, best practice adalah a working method, or set of working methods, that is officially accepted as being the best to use in a particular business or industry.
Singkatnya, best practice adalah implementasi suatu konsep yang banyak dipakai secara individual atau institusional (organisasi).
Piala Presiden telah memulai konsep best practice itu dengan memberi contoh pelaksanaan kegiatan sepak bola yang berasaskan transparansi, kejujuran, akuntabel, mandiri, dan berorientasi industri.
Dengan penuh kesadaran dan perencanaan yang baik, misi pelaksana Piala Presiden ini sesungguhnya menciptakan social impact, teori yang diperkenalkan oleh psikolog sosial Amerika Serikat, Bibb Latane, tahun 1981.
Social impact adalah dampat positif yang dirasakan oleh masyarakat yang muncul sebagai akibat dari kegiatan tertentu.
Cakupan social impact sangat luas, namun kata kuncinya adalah pemberdayaan berbagai dimensi, dari ekonomi, manajemen, hingga sosial.
Nah, melalui kegiatan Piala Presiden, social impact yang timbul dan dirasakan adalah pentingnya profesionalisme, transparansi, dan kejujuran dalam manajemen persepakbolaan.
Melalui Piala Presiden, social impact berupa fair play serta sportivitas dan solidaritas antarsuporter berproses secara alamiah.
Dengan Piala Presiden, bukan saja penggemar sepak bola yang terhibur, melainkan juga pelaku usaha kecil yang mendapatkan tambahan keuntungan.
Sebagai pionir best practice manajamen sepak bola Indonesia, Piala Presiden mengarahkan pelaksanaan kegiatan persepakbolaan, baik yang bersifat kompetisi maupun turnamen, ke industri maju.
Industri persepakbolaan yang maju memiliki prasyarat mutlak dalam bentuk transparansi dan profesionalitas semua yang terlibat.
Gairah Lokal
Piala Presiden 2019 berlangsung tanggal 2-12 April di lima kota, yakni Bandung, Bekasi, Magelang, Sleman, dan Malang.
Sebanyak 20 klub yang berpartisipasi di Piala Presiden 2019 ini dibagi ke dalam lima grup.
Setiap grup berisi empat klub dengan sistem single round robin, satu sama lain bertemu satu kali.
Juara setiap grup plus tiga runner-up terbaik lolos ke perempat final.
Di perempat final setiap tim hanya bermain satu kali, dengan tuan rumah adalah yang berperingkat terbaik di penyisihan grup.
Di semifinal dan final diterapkan dua leg, kandang dan tandang.
Pada final Piala Presiden 2019 ini, panitia pelaksana menangkap gairah dan semangat lokal.
Oleh karena itu, partai puncak Piala Presiden 2019 tak lagi digelar di satu tempat saja, tetapi di dua lokasi asal dua tim finalis dalam format kandang-tandang.
Ini berbeda dengan tiga edisi Piala Presiden sebelumnya, yang hanya menggelar satu laga final di satu tempat, yakni di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, tahun 2015 dan 2018; serta di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, tahun 2017.