Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Persija Jakarta berlaga di Shopee Liga 1 2019 dengan status juara bertahan. Meski demikian, penampilan Persija bisa dilihat tidak seperti sang juara selama 34 pertandingan. Datang dengan kepercayaan diri tinggi, Persija malah terseok-seok hingga hampir terdegradasi. Begitulah singkat cerita jalan manis perjalanan panjang Persija.
Menyambut Shopee Liga 1 2019, Persija tidak banyak mendatangkan pemain baru. Bruno Matos dan Steven Paulle menjadi dua pemain asing yang didatangkan Persija untuk menggantikan Jaimerson Xavier dan Renan Silva. Kehadirannya bisa terbilang tidak berlangsung dengan lama. Steven Paulle mengalami cedera, Bruno Matos tidak bisa menyatu dengan permainan Persija hingga nafasnya hanya sampai pertengahan musim.
Untuk pemain lokal, sebagai tim juara, Persija tidak mendatangkan pemain bintang. Pemain yang datang ke Persija untuk menjalani seleksi kebanyakan berasal dari tim Liga 2. Hanya beberapa nama saja yang berasal dari Liga 1 seperti Heri Susanto dan Dany Saputra. Persija juga kembali mendatangkan Ryuji Utomo yang sebelumnya berkarier di Thailand.
Baca Juga: Edson Tavares Bersyukur Bisa Kalahkan Kalteng Putra meski Persija Sempat Kesulitan
Permasalahan Persija tak hanya sampai di sana saja sebelum Shopee Liga 1 2019 bergulir. Kabar mengejutkan, Gede Widiade yang bertindak sebagai Direktur Utama Persija memutuskan untuk mundur. Sontak keputusan yang diambil Gede Widiade mengundang pra kontra. Sebab, kontrak Gede Widiade bersama Persija masih tersisa satu musim.
Banyak The Jak Mania yang tidak menerima kepergian Gede Widiade. Suporter yang identik dengan warna orange itu menilai Gede Widiade telah sukses bersama Persija. Pemain top didatangkan hingga mampu membawa Persija kembali berlaga ke Asia dan menjadi mengawinkan gelar juara Liga 1 2018 dan Piala Presiden 2018.
Dengan lapangan dada, Gede Widiade memutuskan keluar dari Persija karena tugasnya sudah selesai. Walaupun sebenarnya alasan tersebut tidak sesuai fakta. Masih banyak The Jak Mania yang berpikir Gede Widiade sengaja disingkirkan oleh jajaran manajemen. Meski begitu, tidak ada fakta yang menyebutkannya.
"Saya kira, saya telah mencapai apa yang kita sepakati bersama dengan pengurus Persija. Bahwa di Persija secara formal menargetkan dalam tiga tahun mencapai puncak, dan itu bisa terwujud di tahun kedua. Saya pun akhirnya melaporkan kepada pemegang saham, tugas kami sudah selesai," kata Gede Widiade.
Mundurnya Gede Widiade membuat pemegang saham Persija menunjuk Ferry Paulus dan Kokoh Alfiat. Ferry Paulus lebih bertindak ke depan ketimbang Kokoh Alfiat untuk memberikan pernyataan kepada awak media. Mendengar nama Ferry Paulus sedikit menjadi sebuah trauma bagi The Jak Mania. Sebab, di bawah kepemimpinan Ferry Paulus, Persija sempat mengalami kesulitan keuangan hingga melantarkan gaji para pemain. Namun demikian, The Jak Mania mencoba percaya kepada Ferry Paulus.
Memasuki Shopee Liga 1 2019, penampilan Persija memang ditunggu-tunggu karena pada musim sebelumnya berhasil meraih gelar juara Liga 1 2018, Piala Presiden 2018, dan turnamen bergengsi di Malaysia. Di bawah kepemimpinan Ivan Kolev, Macan Kemayoran merasakan hal pahit karena tidak berhasil meraih kemenangan dalam empat laga awal. Tekanan dari The Jak Mania pun datang dan membuat Ivan Kolev memutuskan mundur dari Persija pada 3 Juni 2019.
"Coach Ivan Kolev resmi mengundurkan diri dari Persija. Dia merasa bertanggung jawab karena belum bisa memberikan terbaik untuk tim," kata Ferry Paulus.
Mundurnya Ivan Kolev membuat manajemen Persija bergerak untuk mendatangkan pelatih baru. Eks asisten Luis Milla di timnas Indonesia, Julio Banuelos dan Eduardo Perez, didapuk untuk melanjutkan tongkat estafet Ivan Kolev di Persija. Kehadiran dua sosok asal Spanyol itu membuat senang The Jak Mania. Mereka berharap Julio Banuelos dan Eduardo Perez bisa mengubah permainan Persija seperti saat menemani Luis Milla di timnas Indonesia.
Di awal kehadiran Julio Banuelos, perlahan-lahan Persija mendapatkan hasil positif. Dua kemenangan mampu didapatkan dalam tiga laga. The Jak Mania pun semakin yakin Persija bisa lebih bergairah di bawah kepemimpinan Julio Banuelos.
"Semoga kedatangan pelatih baru (Julio Banuelos) bisa memberikan angin segar. Semoga juga bisa memberikan dampak positif bagi para pemain," kata pemain sayap Persija, Riko Simanjuntak.
Pujian itu adalah racun. Julio Banuelos sama seperti Ivan Kolev yang jarang mempersembahkan kemenangan untuk Persija.
Dari 16 pertandingan di Shopee Liga 1 2019, Julio Banuelos hanya mempersembahkan tiga kemenangan yakni saat berjumpa PSS Sleman, Kalteng Putra, dan PSIS Semarang. Sisanya, hasil seri dan kalah menghiasi perjalanan Julio Banuelos di Persija.
Kepercayaan The Jak Mania luntur ke Julio Banuelos. Mereka meminta manajemen Persija untuk mendepak pelatih berusia 50 tahun tersebut karena dinilai telah gagal. Posisi Persija pun semakin parah dan berada di zona degradasi. Bahkan, untuk mencapai posisi 10 besar saja tidak pernah dicapai oleh Pasukan Ibukota.
Manajemen Persija mendengarkan keluh kesah The Jak Mania. Seusai melawan Bali United, Julio Banuelos bersama dengan Eduardo Perez langsung didepak. Sebagai penggantinya Sudirman dipercaya menjadi caretaker Ismed Sofyan dkk.
Performa Persija memang saat itu sangat mengundang emosi The Jak Mania. The Jak Mania kesal karena tim kesayangannya tidak bisa meraih kemenangan beruntun. Sindiran pun akhirnya dilontarkan karena rata-rata pemain Persija mampu menerima endorse dari iklan instagram, tetapi tidak bisa memberikan kemenangan. The Jak Mania pun akhirnya membawa spanduk-spanduk iklan ke stadion untuk menyindir keras ke pemain.
"Kami sudah memutuskan untuk tidak melanjutkan kerjasama dengan Julio Banuelos dan Eduardo Perez. Kami sudah berkonsultasi dan berkomunikasi. Kami sudah memberikan kesempatan di dua laga terakhir. Mau tidak mau kami harus ambil keputusan untuk nasib mereka," kata Ferry Paulus.
Buruknya performa Persija Jakarta juga mengundang komentar dari sang pemain yaitu Ramdani Lestaluhu. Ramdani sampai kebingungan apa yang membuat Persija masih belum bisa mencapai performa terbaiknya. Padahal pergantian pelatih sudah dilakukan, tetapi hasil positif masih belum didapatkan.
Pergantian dua pelatih dalam satu musim memang baru dilakukan oleh Persija. Sebagai tim besar, Persija tidak mau harus terdegradasi untuk pertama kalinya. Manajemen Persija akhirnya memutuskan untuk mendatangkan Edson Tavares untuk menggantikan posisi Julio Banuelos.
Edson Tavares didatangkan disaat posisi Persija sedang di bawah. Tidak banyak permintaan dari manajemen Persija kepada pria asal Brasil tersebut. Edson Tavares hanya diharapkan mampu membawa Persija lolos dari zona degradasi. Atau setidaknya paling aman mampu menembus 10 besar.
Kedatangan Edson Tavares disambut biasa saja oleh The Jak Mania. Wajar, mayoritas The Jak Mania tidak terlalu mengetahui latar belakang pria berusia 64 tahun tersebut. Walaupun demikian, rupanya pengalaman Edson Tavares sebagai pelatih sudah mencapai 28 tahun, salah satunya sempat menjabat untuk menakodai timnas Vietnam.
Memang di awal debutnya, Edson Tavares gagal mempersembahkan kemenangan ketika Persija tumbang 1-2 dari Semen Padang. Edson Tavares tidak bisa menyalahkan pemain. Sosok pria berkacamata itu berusaha keras untuk memenuhi target dari manajemen.
Baca Juga: VIDEO - Cuplikan Gol-gol Kemenangan Persija pada Pekan Terakhir Liga 1 2019
Bisa dibilang, Edson Tavares lebih bagus ketimbang Julio Banuelos. Dari 15 pertandingan yang dilakukan di Shopee Liga 1 2019, Edson Tavares menyumbangkan 7 kemenangan, 5 kekalahan, dan 3 imbang. Lebih dari itu, Edson Tavares mampu memberikan kepercayaan penuh untuk menurunkan pemain-pemain muda agar mendapatkan jam terbang di Shopee Liga 1 2019.
Poin demi poin memang didapatkan Persija, walaupun Bambang Pamungkas dkk belum bisa menembus 10 besar. Dua target yang diminta manajemen Persija akhirnya terjawab satu per satu. Persija akhirnya memastikan diri untuk tidak terdegradasi. Edson Tavares sangat bersyukur.
"Saya datang ke sini untuk menyelamatkan tim ini dari degradasi. Saya senang karena bisa bekerja sesuai target. Di bawah kepemimpinan saya, Persija mampu meraih beberapa kemenangan. Ini bagus untuk tim dan kami akan lebih baik lagi untuk tahun depan," ucap Edson Tavares.
Baca Juga: Edson Tavares Masih Punya Satu Target Lagi Bersama Persija
Target Edson Tavares akhirnya mampu dicapai semuanya. Setelah membawa Persija terhindar dari degradasi, kini Edson Tavares mampu membawa timnya duduk di 10 besar. Kemenangan 3-1 melawan Kalteng Putra kemarin sore membawa Persija duduk di peringkat ke-10. Posisi tersebut masih belum aman dan bisa digeser oleh PSM Makassar dan Tira Persikabo. Meski begitu, besar peluang Persija bertahan di 10 besar karena PSM Makassar dan Tira Persikabo melakoni laga tandang di pekan ke-34 Shopee Liga 1 2019.
Kesulitan untuk menembus 10 besar ketimbang terbalik dengan pencapaian Marko Simic di Shopee Liga 1 2019. Penyerang asal Kroasia itu kemungkinan besar akan menjadi top skor Shopee Liga 1 2019. Marko Simic sudah menyumbangkan 28 gol. Kesuksesan Marko Simic membuat manajemen Persija memperpanjang kontraknya selama tiga tahun ke depan.
"Saya hanya bilang bahwa ini adalah puncak karier dan saya sangat bangga saat ini. Sebelumnya saya berdoa dan berharap sejak lama dan akhirnya saya bia tinggal di sini untuk tiga tahun ke depan. Tentunya ini sangat menyenangkan," kata Marko Simic.
Perjalanan panjang Persija setelah sempat hampir terdegradasi tak hanya sampai di sana saja. Kesedihan pun datang ke Persija, dimana Bambang Pamungkas memutuskan pensiun dari persepakbola. Bepe sapaan akrab Bambang Pamungkas dinilai telah menjadi legenda bagi publik Jakarta dan Indonesia. Rasa tangis air mata menyelimuti para pemain Persija dan The Jak Mania untuk melepas kepergian Bepe.
Bepe sudah berkarier selama 20 tahun menjadi pesepakbola. Bersama Persija, pria berusia 39 tahun itu sudah melakoni perjalanan selama 17 musim. Sisanya tiga musim Bepe memperkuat Pelita Bandung Raya dan klub asal Malaysia, Selangor FA.
Bersama Persija, Bepe mempersembahkan dua gelar juara di kompetisi kasta tertinggi di Indonesia yakni tahun 2001 dan 2018. Bepe juga melesatkan 200 gol dari 352 pertandingan bersama Persija. Sayangnya, Bepe tidak berhasil mencetak satu gol pun di Shopee Liga 1 2019. Sebelumnya setiap musim, Bepe selalu mencetak gol di kompetisi Indonesia.
"Saya sendiri tidak merasakan ini perpisahan untuk saya karena saya merasa ini adalah rumah saya. Jadi apapun kondisinya, saya akan menerima dengan hati gembira. Saya merasa dicintai, dan saya mencintai tim ini. Saya menerima segala kekurangan dan kelebihan tim ini. Saya berhasil tidak menangis, walaupun hati ini berdarah-darah," kata Bepe.
Musim 2019 memang menjadi sebuah perjalanan yang panjang bagi Persija. Pergantian jajaran manajemen, pelatih, pemain, kompetisi Asia, zona degradasi, hingga Bepe pensiun, cukup membuat dag dig dug bagi supoter Persija. Rasa lelah pun terbayar sudah karena Persija tetap bertahan di kompetisi kasta tertinggi di Indonesia.
"11 gelar sudah kami dapatkan tanpa merasakan zona degradasi. Musim depan kami masih bertahan di kasta tertinggi. Kami masih yang terbaik di Indonesia," kata Adel yang merupakan The Jak Mania asal Kampung Tengah, Jakarta Timur.