Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Pelatih Paris Saint Germain, Mauricio Pochettino, membeberkan alasan dirinya bungkam saat dikaitkan dengan raksasa Inggris, Manchester United.
Mauricio Pochettino sempat diisukan akan menggantikan posisi Ole Gunnar Solskjaer di Manchester United.
Rumor tersebut berkembang selepas pelatih asal Argentina mengakhiri masa jabatan dengan Tottenham Hotspur pada November 2019.
Saat itu Manchester United santer dikabarkan akan mendepak Ole Gunnar Solskjaer dari kursi pelatih akibat hasil kurang baik yang diraih Setan Merah.
Baca Juga: Solskjaer Beri Saran kepada Martial Terkait Performa Buruknya
Namun klub pada akhirnya tetap setia kepada Solskjaer dan kini usahanya pun dihargai dengan membawa tim ke posisi 2 klasemen sementara.
Ketika dipandang sebagai kandidat ideal pengganti Solskjaer, Pochettino memilih bungkam kepada media.
Dirinya merasa bahwa dia dikaitkan dengan begitu banyak klub secara bersamaan pada saat itu.
Sekarang Pochettino telah angkat bicara tentang spekulasi yang mengelilinginya di masa lalu dan membeberkan alasan dirinya bungkam kepada media.
Dia mengungkapkan bahwa dia membuat keputusan sadar untuk tidak terbuka membahas masa depannya kepada media.
"Saya tidak ingin ada yang berpikir bahwa saya berbicara karena saya tidak punya pekerjaan, dan mungkin saya menawarkan diri."
Baca Juga: Eks Pelatih Tottenham Tak Habis Pikir dengan Keputusan Jose Mourinho
"Hal yang baik tentang situasi ini adalah bahwa setiap pagi Anda bangun di klub yang berbeda."
"Suatu hari mereka menempatkan Anda di Madrid, satu lagi di Manchester United, di Paris Saint Germain, itulah mengapa saya tidak perlu memiliki visibilitas media."
"Saya memiliki tanpa menginginkannya, saya sedikit beruntung dalam hal itu," kata Pochettino seperti dikutip SuperBall.id dari Manchester Evening News.
Pochettino kemudian bercerita tentang pengalaman ketika dirinya dikaitkan dengan begitu banyak klub saat itu.
"Mereka menghubungkan saya dengan klub yang berbeda dan eksposurnya muncul secara spontan," ujarnya.
"Saya bepergian secara virtual dari satu klub ke klub lain, tentunya ketika Anda berbicara, itu ada dasarnya."
"Tetapi untuk dilakukan secara nyata, seperti dengan PSG, hubungan harus ditutup," tutupnya.