Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Saat ini sektor tunggal putri bisa dibilang menjadi salah satu sektor yang kurang diunggulkan buat Indonesia.
Saat ini kita masih menanti para tunggal putri untuk memenangai berbagai turnamen kelas dunia, salah satunya adalah All England.
Soal All England, tunggal putri Indonesia sudah lama sekali tidak pernah membawa gelar juara ini ke pangkaun Ibu Pertiwi.
Terakhir kali sektor tunggal putri membawa pulang gelar juara All England adalah di tahun 1994 melalui Susy Susanti, pebulu tangkis yang juga mampu memenangi Olimpiade Barcelona tahun 1992.
Yang kerennya, nama Susy Susanti adalah satu-satunya pebulu tangkis tunggal putri wanita yang mampu memboyong gelar juara All England.
Setelah Susy, tak adalagi pebulu tangkis tunggal putri lainnya yang mampu membawa gelar juara ini.
Baca Juga: Teknik-teknik Andalan Petinju Legendaris, Ada Muhammad Ali dan Mike Tyson
Bahkan yang lebih membanggakan, tak cuma sekali, Susy berhasil menjuarai All England sebanyak empat kali.
Sebenarnya selain Susy, ada beberapa tunggal putri lainnya yang dulu nyaris menjadi juara All England yaitu Verawaty Fajrin di tahun 1980 dan juga Minarni di tahun 1968 yang saat itu All England masih berada di era amatir.
Namun baik Verawaty atau Minarni sama-sama kalah di partai final. Minarni dikalahkan oleh wakil asal Swedia, Eva Twedberg dua gim langsung 11-6, 11-2.
Sedangkan Verawaty dikalahkan wakil Denmark, Lene Koppen dua gim langsung 11-2, 11-6.
Baca Juga: Romelu Lukaku Tampil Lebih Apik Bersama Inter Milan, Ini Rahasianya
Selepas kekalahan Verawaty, Indonesia absen memasukan wakilnya ke partai final hingga di tahun 1989 munculan nama Susy Susanti yang sukses melesat ke final menghadapi wakil China, Lingwei Li.
Tapi sayangnya, di percobaan pertama ini Susy keok dua gim langsung dengan skor 11-8, 11-4.
Baca Juga: Nemanja Matic Buka Peluang Pulang dari Man United ke Klub Lamanya
Kekalahan ini menjadi modal berharga bagi Susy untuk tampil menggila di tahun-tahun selanjutnya.
Terbukti selepas kekalahannya di partai final 1989, Susy sukses menggondol gelar juara sebanyak dua kali secara beruntun.
Di tahun 1990, Susy menghadapi wakil China, Hua Huang dua gim langsung dengan skor 12-11, 11-1.
Berlanjut ke tahun 1991, Susy yang mentereng dihadang oleh rekan senegaranya di partai final yaitu Sarwendah Kusumawardhani.
Di sini Susy menang lewat tiga gim dengan skor 0-11, 11-2, 11-6.
Sayangnya kecemerlangan ini harus terhenti di tahun 1992 karena di All England edisi ini Susy gagal meraih gelar juara karena dikalahkan oleh wakil China, Ye Zhaoying di babak kedua lewat tiga gim dengan skor 5-11, 11-5, 11-5.
Baca Juga: Man United Berpeluang Kumpulkan Rp 2,3 T di Musim Panas
Kalah lebih awal di tahun 1992, Susy kembali bangkit dengan memenangi dua gelar lagi secara beruntun di tahun 1993 dan 1994.
Di All England 1993, Susy menang atas wakil Korea Bang Soo-Hyun lewat tiga gim dengan skor 4-11, 11-4, 11-1.
Berlanjut ke tahun 1994, Susy yang berhadapan dengan Ye Zhaoying berhasil memetik kemenangan dan menjadi juara dua gim langsung dengan skor 11-5, 11-9.
Sejak saat itu, Indonesia tidak pernah memasukan wakilnya lagi di partai final ataupun sebagai juara.
Faktor kalah saing dengan sejumlah negara seperti China, Jepang, India, dan Thailand menjadi salah satu faktornya.
Indonesia absen hingga bertahun-tahun dan kita menunggu, kapan tunggal putri Indonesia bakal bersinar di ajang ini kembali.