Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Presiden Bayern Muenchen Herbert Hainer bingung kenapa Paris Saint-Germain bisa bebas belanja banyak pemain bintang seperti Lionel Messi tanpa melanggar aturan Financial Fair Play.
“Saya masih berusaha memahami bagaimana PSG bisa tak melanggar Financial Fair Play (FFP), padahal mereka terus-menerus meningkatkan skuatnya," ujar Hainer di saluran podcast SportBild, Minggu (22/8/2021), sebagaimana dikutip SuperBall.id.
Mantan CEO Adidas itu menambahkan, Bayern melihat sangat dekat pada situasi keuangan klub dan mematuhi aturan UEFA.
Dia berharap tim-tim lain juga melakukan hal yang sama.
PSG menjadi perhatian luas karena menghabiskan belanja musim panas ini dengan merekrut Gianluigi Donnarumma, Sergio Ramos, Georginio Wijnaldum, dan Lionel Messi berstatus bebas transfer.
Baca Juga: Belum Juga Debut di PSG, Lionel Messi Sudah Ngobrol dengan Calon Klub Terakhirnya
Sedangkan Achraf Hakimi, yang menjuarai Liga Champions bersama Real Madrid, dibeli PSG dari Inter Milan dengan nilai transfer 70 juta dolar AS.
Hainer geram dan merasa aneh ketika PSG masih belanja banyak pemain secara jorjoran di tengah kecenderungan pemotongan pengeluaran karena Covid-19 di sepak bola Eropa.
Dia menegaskan, "Saya tak terburu-buru untuk menghakimi PSG, tetapi mereka membeli banyak bintang."
"Ini tak hanya soal biaya transfer, mereka juga membayar gaji yang sangat tinggi."
"Messi menerima gaji 47 juta dolar AS per tahun, total 94 juta dolar AS setelah dua tahun kontrak. Hakimi, Ramos, Donnarumma juga dibayar dengan sangat bagus."
Baca Juga: Belum Tampil Pekan Ini, Lionel Messi Prank Fans Lawan PSG di Liga Prancis
Berdasarkan data Salary Sport, perkiraan biaya gaji musim 2021-2022 PSG adalah 280 juta dolar AS, meningkat hampir 60 juta dolar AS karena mereka telah merekrut Ramos, Wijnaldum, Donnarumma, dan Hakimi.
Setelah berhasil mendapatkan Messi, biaya gaji di PSG kemungkinan akan meningkat 25-40 persen dibandingkan musim lalu.
Selain itu, PSG menanggung utang sebesar 235 juta dolar AS.
Jika pemasukan dan pengeluarannya tak seimbang dengan baik, klub raksasa Prancis itu akan kembali berada dalam situasi menantang FFP.
Baca Juga: Berkat Sergio Ramos di PSG, Mbappe Malah Makin Dekat dengan Real Madrid
Salah satu solusi yang diberikan para ahli kepada PSG adalah menjual Kylian Mbappe, pemain yang diincar Real seharga 176 juta dolar AS.
Striker Prancis berusia 22 tahun ini mendapatkan 30 juta dolar AS setahun di Parc des Princes.
Namun, Presiden PSG Nasser Al-Khelaifi masih mencari cara untuk mewujudkan trio impian Neymar, Messi, Mbappe.
Kontras dengan PSG, Bayern adalah tim yang terkenal dengan "penghematan" pengeluarannya.
Hal itu terus mereka lakukan saat pendapatan mereka turun tajam akibat dampak pandemi Covid-19.
Baca Juga: Carlo Ancelotti Tidak Peduli dengan Saga Transfer Kylian Mbappe ke Real Madrid
Di musim panas ini, Bayern hanya merekrut seorang rookie, gelandang Dayot Upamecano seharga 50 juta dolar AS dari RB Leipzig.
Selain itu, klub berjuluk Gray Lobster tersebut juga mengontrol gaji dengan sangat baik dengan hanya Robert Lewandowski satu-satunya pemain yang menerima gaji maksimal 23,5 juta dolar AS.
Dalam beberapa hari terakhir, media Eropa berspekulasi bahwa Lewandowski ingin meninggalkan Bayern untuk mencoba klub kuat lainnya di Eropa.
Striker Polandia itu memiliki kontrak hingga musim panas 2023, tapi Bayern belum melakukan perpanjangan.
Baca Juga: Messi Pilih Ngontrak di Paris Meski Dapat Uang Miliaran dari PSG
Hainer membantah informasi yang menyebut Lewandowski ingin hengkang dari Bayern.
"Kami puas dengan Lewandowski. Tidak perlu terburu-buru untuk memperbaharui, karena kontrak antara kedua belah pihak masih memiliki masa berlaku dua tahun," katanya.
Dia menambahkan, "Menurut saya, Lewandowski akan tetap bersama Bayern setelah 2023. Kami bernegosiasi secara teratur dengan semua pemain, termasuk Lewandowski. Tapi ini masih awal."