Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Hal itulah yang membuat wasit asal Zambia itu menghentikan pertandingan lebih cepat.
Abdel-Fatah juga menambahkan bahwa Sikazwe dilarikan ke rumah sakit setelah berjuang dalam panas 34 derajat celcius.
Baca Juga: Makin Parah, Internal Manchester United Makin Kacau Akibat Pelatih
"Wasit menderita heat stroke dan dehidrasi yang sangat parah, yang membuatnya kehilangan fokus dan dibawa ke rumah sakit," kata Abdel-Fatah sebagaimana dikutip SuperBall.id dari SportBible.
“Itu menyebabkan dia mulai tidak kuat menahannya sejak menit ke-80 dan mengakhiri pertandingan di menit ke-85.”
“Dia kembali setelah arahan dari staf asisten dan kemudian kembali untuk menyelesaikan pertandingan di menit ke-89.”
"Ketika krisis terjadi dan ada keberatan serta kontrol hilang dalam pertandingan, wasit keempat bersedia untuk menyelesaikan pertandingan, tetapi salah satu dari kedua tim menolak," jelasnya.
Baca Juga: Tak Bisa Terima Man United Punya Mental Kerupuk, Cristiano Ronaldo: Kami Harus Berubah!
Pertandingan yang berlangsung di Limbe, Kamerun, itu penuh dengan insiden, termasuk dua penalti, kartu merah, dan banyak aksi VAR.
Tunisia v Mali
- VAR review for a penalty, given (pen missed)
- Ref blows for full-time on 85 minutes
- Play does restart
- Player sent off
- VAR tells the ref it's not a red
- Ref rejects the red review (it was never a red card)
- Ref blows for full time on 89.40Chaos!
— Dale Johnson (@DaleJohnsonESPN) January 12, 2022
Sikazwe sendiri sejatinya pernah diskors pada tahun 2018 karena tuduhan korupsi.
Larangan itu diberlakukan setelah pertandingan semi final Liga Champions Afrika antara Esperance dan Primeiro Agosto dan khususnya beberapa keputusan kontroversial.