Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Seluruh pemain lokal harus bisa membuktikan diri dan berjuang maksimal di liga domestik.
Itulah yang diungkapkan oleh mantan pelatih Timnas Malaysia, B. Satiananthan, yang tahun ini menjabat sebagai direktur teknik Sarawak United FC.
Pernyataan itu ia lontarkan setelah muncul sebuah pertanyaan, apakah striker lokal di Liga Malaysia mendapatkan waktu bermain yang cukup dengan kehadiran pemain asing?
Kritikus mengklaim bahwa kehadiran pemain asing di liga telah menghambat perkembangan pemain lokal, terutama striker.
Baca Juga: Malaysia Panggil Pemain Dari AS, Timnas U-23 Indonesia Dijadikan Eksperimen
Setiap tim diperbolehkan mendatangkan lima pemain asing dengan masing-masing satu pemain dari Asia dan ASEAN.
Namun, Satiananthan merasa bahwa striker lokal harus meningkatkan permainan mereka karena sepak bola reguler akan membantu dalam pengembangan tim nasional yang lebih kuat.
Satiananthan telah melihat bagian yang adil dari striker asing ketika ia melatih Kelantan, Felda United dan Selangor antara tahun 2009 dan 2020.
"Saya ingat ketika Marlon Alex James bertanya kepada saya mengapa orang asing selalu muncul sebagai top scorer," ujar Satiananthan sebagaimana dikutip SuperBall.id dari NST (New Straits Times).
"Saya pikir itu karena pemain lokal tidak ingin menantang orang asing. Sebaliknya, mereka justru menghindar."
"James benar-benar ingin pemain lokal menantangnya demi mendapatkan tempat di tim, tetapi mereka menyerah dengan mudah."
James, yang pernah bermain untuk Selangor (2004-2005), Kedah (2006-2008) dan Armed Forces (2012-2014), berada di urutan ketujuh dalam daftar pencetak gol sepanjang masa Liga Super dengan 60 gol.
Adapun enam pemain yang berada di atas peringkat James adalah sebagai berikut:
Mahayuddin (102 gol)
Ashari Samsudin (84 gol)
Amri Yahyah (74 gol)
Norshahrul Idlan Talaha (70 gol)
Baddrol Bakhtiar (68 gol)
Ifedayo Omosuyi (63 gol)
Di bawah format Liga Malaysia saat ini, yang diperkenalkan pada tahun 2004, hanya empat pemain lokal yang memenangi penghargaan sepatu emas Liga Super.
Mereka adalah Indra (2004), Nizaruddin Yusof (2009), Ashari (2010), dan Abdul Hadi Yahya (2011).
Namun, liga telah melarang pemain asing dari edisi 2009, 2010 dan 2011.
Musim lalu, Baddrol Bakhtiar dari Kedah yang pindah ke Sabah tahun ini adalah pencetak gol terbanyak di antara pemain lokal dengan hanya mencatatkan tujuh gol di Liga Super.
Omosuyi memenangi sepatu emas dengan torehan 26 gol.
Satiananthan kemudian juga mencontohkan liga-liga di Thailand, Indonesia (Liga 1), Jepang dan Korea Selatan.
Meski dengan kehadiran pemain asing, tim nasional mereka masih menorehkan prestasi di kancah internasional.
"Lihat saja liga-liga di Thailand dan Indonesia," lanjut Satiananthan.
"Meski liga mereka banyak pemain asing, mereka (Timnas Thailand dan Timnas Indonesia) tetap finis sebagai juara dan runner-up Piala AFF tahun lalu."
"Mari kita bicara soal penyerang. Kita memiliki beberapa striker lokal berkualitas seperti Luqman Hakim Shamsudin dari KV Kortrijk. Mereka harus mencoba dan meningkatkan diri."
"Di Liga Jepang dan Korea, sebagian besar pemain lokal memulai pertandingan, sementara pemain asing masuk sebagai pemain pengganti."
"Jepang dan Korea bekerja keras untuk mencapai level tertentu."
"Para pemain kami harus bekerja lebih keras dan itu adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari semua orang dalam sepak bola modern."
"Kita harus berhenti mengatakan bahwa pemain lokal tidak diberi kesempatan untuk bermain sepak bola reguler."
"Menghentikan pemain asing bermain di liga tidak akan membantu kompetisi," tambahnya.