Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Pada Sabtu (12/2/2022) kemarin, Chelsea melakoni laga final Piala Dunia Antarklub melawan klub asal Brazil yaitu Palmeiras.
Pada laga tersebut, Chelsea akhirnya memenangi pertandingan setelah laga berjalan hingga perpanjangan waktu dan Chelsea keluar sebagai juara dunia.
Chelsea sendiri mampu unggul lebih dulu lewat gol yang dicetak oleh Romelu Lukaku pada menit ke 54.
Setelah itu Palmeiras mampu menyamakan kedudukan pada menit ke 64 setelah mendapat penalti, Raphael Veiga yang menjadi penendang tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.
Penalti yang didapat oleh Palmeiras sendiri akibat Thiago Silva yang terlihat melakukan hand ball setelah pengecekan VAR.
Skor 1-1 tersebut bertahan hingga waktu normal berakhir dan wasit memberi waktu istirahat sebentar untuk selanjutnya bermain lagi pada babak tambahan.
Mengejutkan melihat Chelsea yang berstatus menjadi juara Eropa harus memainkan laga sampai babak tambahan melawan tim yang kualitasnya jauh berada di bawah mereka.
Pada babak pertama ditambahan waktu, Chelsea juga masih kesulitan membobol gawang dari Palmeiras dan skor masih tetap sama.
Baru pada menit ke 117 Chelsea mampu unggul kembali setelah Luan Garcia kedapatan hand ball juga.
Baca Juga: Aksi Bertahan Tanpa Lihat dari Harry Maguire Jadi Bahan Ejekan Fans Man United
Kai Havertz yang dipercaya sebagai penendang pun tidak menyia-nyiakan kesempatannya itu.
Berkat gol penalti Havertz, kini Chelsea masuk daftar tim Liga Inggris yang sudah pernah menjadi juara dunia klub setelah Liverpool dan Manchester United pernah melakukannya beberapa waktu lalu.
Seperti yang dilansir Superball.id melalui Daily Mail, pelatih Chelsea yakni Thomas Tuchel pun mengatakan bahwa mereka tidak memainkan yang terbaik pada laga itu.
Namun sang pelatih mengatakan bahwa anak asuhnya itu tetap layak mendapatkan apresiasi setelah apa yang mereka perjuangkan.
Pada pertandingan ini sendiri sebenarnya Chelsea tidak terlalu buruk, namun para pemain tidak bisa memanfaatkan peluang.
Laga ini juga menjadi ajang pembuktian Havertz bahwa Chelsea tidak salah membawa ia ke Stamford Bridge dengan harga mahal.
Sebab apa yang sudah dilakukan oleh Havertz juga memiliki nilai yang mahal untuk Chelsea.
Pada awal-awal kedatangan Havertz ke Chelsea, ia sendiri masih mencoba untuk nyetel dengan permainan yang diterapkan pelatih sebelumnya yaitu Frank Lampard.
Baca Juga: Man United Gagal Menang, Pemain Buangannya Malah Bersinar di Klub Baru
Havertz pada saat itu masih sering melakukan blunder-blunder dan sering salah passing ke rekannya.
Akibat hal itu banyak media inggris dan dunia mengkritik kebijakan transfer Chelsea yang merekrut Havertz dengan nilai yang besar.
Chelsea dianggap membeli Havertz secara overprice dengan kualitas pemain itu sendiri masih biasa-biasa saja dan ia masih muda.
Chelsea sendiri membeli Havertz dengan nilai tinggi berkisar sampai 80 juta Euro.
Namun setelah Chelsea memecat Lampard dan mengangkat Tuchel sebagai pengganti, permainan Havertz kian membaik.
Pada partai final Liga Champions musim lalu saat Chelsea melawan Manchester City, Havertz tampil sebagai penentu kemenangan Chelsea dengan gol semata wayangnya itu.
Lalu pada partai piala super eropa yang mempertemukan Chelsea dan Villareal, Havertz juga memiliki peran penting sebagai pemberi assis untuk gol yang diciptakan oleh Hakim Ziyech.
Sekarang pada final Piala Dunia Antarklub, Havertz juga tampil sebagai penentu kemenangan bagi Chelsea melalui gol penaltinya.
Dengan ini Havertz sendiri sudah menjadi pahlawan bagi Chelsea pada partai final bergengsi yang Chelsea mainkan.
Hal ini membuat anggapan terkait dirinya yang overprice adalah salah, ia memang layak untuk dihargai dengan nilai tersebut.