Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Setelah berhasil menggelar tes pramusim pada 11-13 Februari lalu, kini Sirkuit Mandalika memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Para penggemar Moto GP dalam beberapa waktu lalu menujukan pandangan matanya kepada Sirkuit Mandalika yang merupakan lintasan baru dalam ajang tersebut.
Sirkuit Mandalika yang berada di pesisir pantai sendiri dianggap sebagai Sirkuit terindah dalam ajang Moto GP.
Hal tersebut yang membuat para pecinta Moto GP mengarahkan pandangan mereka ke Sirkuit yang terletak di Lombok, Nusa Tenggara Barat ini.
Namun keberhasilan Mandalika mengadakan tes pramusim Moto GP ini memiliki sedikit catatan kurang memuaskan dari para pebalap.
Mereka terganggu dengan kondisi trek yang cukup kotor berdebu dan menjadi sedikit berlumpur ketika diguyur hujan.
Para kru dan pembalap juga terlihat membantu membersihkan trek pada hari pertama dengan motor prototipe mereka.
Andrea Dovizioso sampai mengatakan bahwa semua pebalap yang berlaga takut dan tidak ingin berlaga dengan kondisi seperti itu.
Baca Juga: Tak Hanya Sirkuit Yang Kotor, Para Pembalap Moto GP Juga Komentar Soal Aspal
Mereka juga mengadakan pertemuan untuk memahas kondisi trek tersebut yang membuat balapan hari itu tertunda.
Aleix Espargaro juga merasa kesal dengan kondisi trek yang seperti itu, ia juga mengatakan bahwa pada hari pertama itu ia terpaksa membalap.
Selain itu beberapa pebalap juga mengeluhkan pecahan-pecahan aspal yang mengganggu mereka saat sedang memacu motor mereka di trek.
Fabio Quartararo mengatakan bahwa trek terlihat semakin menipis pada hari ketiga tes pramusim kemarin.
Keluhan-keluhan yang dilontarkan para pebalap ini membuat salah satu jurnalis luar negri yaitu Simon Patterson menulis bahwa Sirkuit Mandalika tidak sesuai dengan spesifikasi.
Ia menulis itu setelah mendapat informasi dari sumber yang berada di paddock.
Sumber tersebut mengatakan bahwa komposisi bebatuan yang direkomendasikan oleh konsultan tidak dipakai di Sirkuit Mandalika.
Sirkuit Mandalika sendiri lebih memilih memakai batu yang ditambang secara lokal dibanding mengikuti saran konsultan.
Pada akhirnya batu yang dipakai tersebut tidak merekat dengan sempurna di aspal trek tersebut.
Baca Juga: Serangkaian Momen Yang Terjadi Selama Tes Pramusim Mandalika
Hal itu membuat para motor-motor yang melaju dengan kecepatan 354 km/h itu mampu membuat kerikil-kerikil tersebut keluar ke permukaan akibat tidak merekat sempurna.
Menurut sumber yang dimiliki jurnalis tersebut, satu-satunya cara solusi untuk mengatasi hal itu adalah dengan cara mengaspal ulang sirkuit dengan spesifikasi yang benar.
Aspal ulang ini direkomendasikan dari awal garis start hingga akhir garis finish, sehingga aspal tersebut merata.
Hal ini harus dilakukan demi keselamatan para pebalap yang sedang berlaga nantinya.
Francesco Bagnaia sudah menjadi keganasan lintasan Mandalika yang dinilai belum sesuai dengan spesifikasi yang seharusnya.
Ia sendiri beberapa waktu lalu membagikan potret lengannya yang mengalami lebam akibat terkena serpihan kerikil yang pecah di aspal.
Namun jurnalis tersebut menilai pengaspalan ulang ini tidak akan selesai dengan tepat waktu, sebelum series Mandalika kembali pada 20 Maret mendatang.
Sampai saat ini pihak Dorna hanya menanggapi soal lintasan Irkuit Mandalika yang dikeluhkan kotor oleh para pebalap.
Carlos Ezpeleta yang merupakan Chief Sporting Officer Dorna sendiri mengatakan bahwa kondisi trek yang kotor bukanlah sebuah masalah besar.
Ezpeleta menilai kondisi trek Mandalika kian membaik seiring berjalannya waktu, hal itu dibuktikan oleh perolehan waktu yang dicatatkan oleh para pebalap.
"Kami memang menghadapi tantangan untuk membersihkan trek, Anda semua tahu bahwa Sirkuit Mandalikan adalah lintasan baru dan disekitarnya ada beberapa proyek pembangunan yang sedang berjalan." Ujar Ezpeleta.
"Kami dan para pebalap merasa senang ketika berada di sini." Tambah Ezpeleta.
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul "Masalah Utama Sirkuit Mandalika Menurut Media Eropa: Trek Tidak Sesuai Spesifikasi"