Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sampai kini belum ada penjelasan resmi dari PSSI, apakah memiliki pertimbangan yang sama dengan Australia atau tidak.
Sebab, Indonesia juga dihadapkan pada turnamen akbar tahun 2023, yaitu sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, yang digelar tanggal 20-11 Juni.
Setelah menggelar turnamen akbar itu, sangat mustahil Indonesia bisa langsung menggelar Piala Asia pada 16 Juni-16 Juli 2023.
Diduga kuat, PSSI juga mengajukan opsi pertimbangan yang sama dengan Australia, yakni memindahkan kalender penyelenggaraannya ke tahun 2024.
Indonesia pernah satu kali menjadi tuan rumah Piala Asia bersama tiga negara lain, yaitu Thailand, Vietnam, Malaysia, tahun 2007.
Mereka tersingkir di penyisihan grup dan itu sekaligus menjadi prestasi terbaiknya di ajang tersebut.
Sekarang kita tengok peluang Korea Selatan menjadi tuan rumah Piala Asia 2023.
Tim Negeri Ginseng itu pertama kali menjuarai Piala Asia tahun 1956 di Hongkong dan berhasil mempertahankannya empat tahun kemudian (1960) di negerinya sendiri.
Korea Selatan baru satu kali menjadi tuan rumah, tepatnya di Piala Asia 1960.
Negeri yang terkenal dengan drama Korea alias drakor itu tak pernah lagi menggelar turnamen besar sejak bersama Jepang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2002.
Artinya, hingga kini sudah 20 tahun Korea Selatan tak menjadi tuan rumah turnamen akbar sepak bola, baik di level Asia maupun dunia (FIFA).
Selain itu, Korea Selatan tak memiliki agenda besar olahraga tahun 2023.
Nah, pengalaman di Piala Dunia 2002 dan kekosongan agenda itu bisa menjadi pertimbangan utama AFC untuk memilihnya sebagai tuan rumah Piala Asia 2023.
Jika Korea Selatan yang menjadi tuan rumah, maka Shin Tae-yong patut bangga, karena itu adalah negaranya.
Dia juga pernah membawa anak-anak asuhnya menggelar pemusatan latihan di sana.
Jadi, akan lebih banyak plusnya bagi Timnas Indonesia jika Korea Selatan yang menjadi tuan rumah Piala Asia 2023.