Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Salah satu sosok legenda Timnas Brasil mencatatkan namanya dalam sejarah Piala Dunia sebagai pemain pertama yang memborong gelar individu.
Brasil memiliki pertunjukan satu orang ketika menjadi tim kedua yang memenangi gelar Piala Dunia berturut-turut.
Bukan sang pemain legendaris Pele, melainkan sosok bernama Manuel Francisco dos Santos alias Garrincha.
Meski tidak namanya tidak sefamiliar Pele, Garrincha dianggap sebagai penggiring bola terhebat sepanjang masa.
Baca Juga: Piala Dunia - Ricardo Kaka Yakin Brasil atau Argentina Jadi Juara, Asal Bisa Lewati 3 Tim Eropa Ini
Menariknya, Garrincha menyandang predikat tersebut ketika sang pemain memiliki kondisi tak biasa pada kakinya.
Kaki kanan Garrincha bengkok ke dalam dan kaki kirinya enam centimeter lebih pendek dan melengkung keluar.
Di samping itu, tulang punggung Garrincha membentuk huruf kapital 'S'.
Kehebatan Garrincha terlihat sepenuhnya ketika Pele cedera pada laga kedua fase grup Piala Dunia 1962 di Cile.
Cedera tersebut membuat Pele terpaksa melewatkan pertandingan grup terakhir melawan Spanyol dan semua laga babak gugur.
Garrincha membuat asis untuk gol kemenangan Selecao melawan Spanyol, yang menjadi awal kebintangannya di turnamen.
Ia kemudian mencetak dua gol dalam kemenangan perempat final atas Inggris, dan dua gol lagi melawan tuan rumah di semifinal.
Meski mendapat kartu merah di semifinal, Garrincha tidak diskors untuk pertandingan final melawan Cekoslowakia.
Baca Juga: Piala Dunia - Lionel Messi Punya Julukan Baru dari Rekan Setimnya di Timnas Argentina
Sementara Garrincha tidak menambah golnya di laga penentuan, Brasil menang 3-1 untuk meraih gelar kedua beruntun.
Garrincha total mencetak empat gol di turnamen empat tahunan pada edisi tersebut bersama dengan lima pemain lain.
Penampilan apiknya sepanjang turnamen membuat mantan pemain Botafogo itu menyabet penghargaan pemain terbaik.
Ia menjadi pertama yang memenangi gelar Sepatu Emas sebagai top skor sekaligus Bola Emas sebagai pemain terbaik.
Kariernya yang menterang sayangnya tidak menular ke kehidupannya di luar lapangan.
Ia pernah terlibat skandal percintaan dengan penyanyi Brasil yang membuat pernikahannya kandas pada 1965.
Pada tahun 1983, ia harus meregang nyawa di usia 49 tahun akibat konsumsi alkohol berlebihan.
Namun, nama besarnya tetap dikenang publik hingga diabadikan menjadi nama salah satu stadion di Brasil, Stadion Nacional Mane Garrincha.
Baca Juga: Media Vietnam Soroti Rencana PSSI Naturalisasi 7 Pemain untuk Timnas U-20 Indonesia