Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Sepak bola Indonesia saat ini sedang berduka menyusul tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) malam WIB.
Ini merupakan tragedi paling kelam kedua dalam sejarah sepak bola setelah tragedi di Peru yang menewaskan 328 orang pada 1964.
Indonesia mungkin tidak termasuk negara dengan latar belakang sepak bola yang kuat seperti halnya Brasil atau Jerman.
Namun, rasa cinta dan antusiasme publik Tanah Air terhadap sepak bola adalah salah satu yang terbesar di dunia.
Baca Juga: Tim Investigasi Sudah Mulai Bekerja, PSSI Revisi Aturan Ini agar Proses Penyelidikan Berjalan Lancar
Sayangnya, fanatisme yang berlebihan justru kerap berujung pada keributan antar suporter dan berbagai kerusuhan.
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan juga berawal dari aksi suporter yang turun ke lapangan karena tidak terima timnya kalah.
Tragedi yang menewaskan setidaknya 130 orang benar-benar mengejutkan jagad sepak bola dunia dalam dua hari terakhir.
Baru-baru ini, media Vietnam Bongda24h menyebut kerusuhan suporter di Indonesia seperti cerita yang tidak ada habisnya.
"Kerusuhan di stadion di Indonesia benar-benar mengguncang jagad sepak bola dunia," tulis Bongda24h.
"Namun, di negara tersebut, kasus seperti ini tidak jarang terjadi."
"Karena setiap tahun masih saja da kematian suporter saat datang ke stadion untuk menonton sepak bola," tambahnya.
Apa yang dikatakan oleh Bongda24h memang bukan tanpa alasan jika melihat statistik kematian suporter di Indonesia.
Sebuah statistik dari Jakarta Post menunjukkan bahwa antara 1995 dan 2018, kerusuhan di stadion telah merenggut nyawa 68 suporter di Indonesia.
Persebaya Surabaya menjadi tim dengan jumlah kematian suporter terbanyak yakni 16 orang, disusul Arema FC dengan 9 orang.
Bongda24h menyebut unsur etnis dan kedaerahan menjadi penyebab munculnya konflik di antara kelompok suporter.
Media tersebut juga menyoroti aksi suporter Indonesia yang kerap membentangkan spanduk dengan tulisan bernada provokatif.
"Penyebab bentrokan dan konflik dikatakan terutama karena konflik etnis dan daerah," tulis Bongda24h.
"Bahkan, kata provokatif masih diungkapkan oleh penggemar Indonesia di spanduk yang digantung di tribun," lanjutnya.
Di samping itu, sistem pengamanan yang kurang ketat membuat jumlah penonton yang hadir kerap lebih besar dari kapasitas stadion.
"Faktor lain yang membuat kerusuhan di Indonesia adalah longgarnya organisasi dan kontrol orang yang datang ke stadion."
"Banyaknya fans yang memasuki stadion tanpa tiket membuat penonton bahkan melebihi jumlah kursi yang disediakan."
"Jika tanpa sengaja Anda pergi ke area penggemar lawan dan ketahuan, akibatnya akan sangat tidak terduga," tambah Bongda24h.
Baca Juga: 7 Sanksi FIFA Hantui Indonesia akibat Tragedi Kanjuruhan