Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) masih mempertahankan tradisi untuk tetap menyelenggarakan perebutan peringkat ketiga, sebagaimana akan terjadi di Piala Dunia 2022 Kroasia versus Maroko.
Akan tetapi, keputusan FIFA tetap menggelar laga perebutan tempat ketiga menimbulkan tanda tanya dari berbagai pihak.
Perebutan tempat ketika selalu dimainkan sejak Piala Dunia 1954, hanya edisi 1930 dan 1950 yang tidak memainkan laga tersebut.
Lantas, perlukah laga perebutan tempat ketika di saat Piala Eropa sudah meninggalkan sejak 1980 silam?
Mantan pemain Timnas Inggris Chris Waddle memberikan komentarnya tentang perebutan tempat ketika di Piala Dunia 2018 lalu.
Waddle sendiri berpartisipasi dalam perebutan tempat ketiga Piala Dunia 1990, di mana Inggris kalah 1-2 dari Italia.
"Saya tidak tahu mengapa orang mengatur permainan seperti itu," kata Waddle, dikutip SuperBall.id dari Zing News.
"Anda harus berbicara dengan para pemain, orang-orang dalam permainan, dan tidak ada yang mau untuk pergi ke permainan semacam itu."
"Beri mereka semua perunggu dan biarkan mereka pulang."
"Mereka (para pemain yang kalah di semifinal) hanya ingin pulang. Kekecewaan terbesar mereka di semifinal," tambahnya.
Pada Piala Dunia 2014, Louis van Gaal menyebut perebutan tempat ketiga antara Belanda dan Brasil sebagai laga sia-sia.
"Saya pikir pertandingan ini (untuk tempat ketiga) seharusnya tidak pernah terjadi dan saya telah mengatakan ini selama 10 tahun."
"Hal terburuk adalah ketika Anda kalah dalam dua pertandingan berturut-turut."
"Anda bermain sangat baik, pulang sebagai pecundang hanya untuk kehilangan tempat ketiga lagi, menurut saya, sangat tidak sportif."
Baca Juga: Piala Dunia 2022 - Resmi Pecat Fernando Santos, Portugal Siap Angkat Jose Mourinho Jadi Pelatih Baru
"Tidak adil bahwa kami memiliki kurang dari satu hari untuk pulih dibandingkan dengan lawan kami."
"Jadi dalam turnamen seperti Piala Dunia, Anda seharusnya tidak memiliki pemain yang bersaing memperebutkan tempat ketiga."
"Karena hanya ada satu hadiah yang penting dan menjadi juara dunia," kata mantan pelatih Manchester United itu.
Di Piala Dunia 2014, Belanda berhasil mengalahkan tuan rumah Brasil 3-0 di perebutan tempat ketiga.
Namun, Van Gaal tidak senang karena menilai Brasil kalah karena moral mereka turun setelah kalah 1-7 dari Jerman di semifinal.
Di Piala Dunia 2022, pertandingan memperebutkan tempat ketiga akan mempertemukan Timnas Kroasia dan Timnas Maroko pada 17 Desember.
"Pertandingan melawan Kroasia akan menjadi ujian mental," ucap pelatih Maroko, Walid Regragui.
"Kami memiliki banyak pemain yang cedera. Kami ingin menang tetapi saya juga ingin mengizinkan pemain yang belum bermain untuk tampil," tambahnya.
Sementara striker Kroasia Andrej Kramaric mengaku tidak begitu senang dengan digelarnya laga perebutan tempat ketiga.
"Jika Anda memenangkan medali di Piala Dunia, Anda akan menjadi pahlawan abadi di negara Anda," kata Kramaric.
Baca Juga: Piala Dunia 2022 - Bintang Maroko Beberkan Taktik Aneh Prancis yang Diarahkan pada Olivier Giroud
"Saya pikir jika Anda menanyakan pertanyaan ini (tentang perebutan tempat ketiga) dengan para pemain Maroko, saya tidak berpikir mereka akan melihatnya seperti itu."
"Delapan orang dalam skuat saat ini telah bermain di Rusia, jadi mereka memahami perasaan memenangi medali di Piala Dunia, tetapi banyak pemain yang belum memiliki pengalaman itu."
"Mereka ingin menangkan medali perunggu karena pencapaian itu akan mengikuti Anda selama sisa hidup Anda," tambahnya.
Dari pernyataan Kramaric, terlihat bahwa sifat pertandingan perebutan tempat ketiga bergantung pada tim mana yang akan berlaga.
Terlepas dari segala kontroversinya, ada alasan lain bagi FIFA untuk menggelar laga perebutan tempat ketiga, itu adalah finansial.
FIFA diperkirakan menerima pendapatan 4,7 miliar dolar AS dari Piala Dunia 2022 (data dari Forbes).
Hak siar televisi dari 64 pertandingan saja menyumbangkan lebih dari setengahnya, yaitu 2,64 miliar dolar AS.
Salah satu alasan mengapa FIFA menambah jumlah tim yang berpartisipasi di Piala Dunia 2026 adalah untuk mendapat lebih banyak hak siar.
Kontroversi tentang pertandingan perebutan tempat ketiga Piala Dunia akan terus berlanjut di masa depan.
Akan tetapi, lantaran sepak bola telah menjadi industri bernilai miliaran dolar AS, keuntungan finansial tetap menjadi prioritas utama.