Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pengamat semakin dibuat skeptis ketika Honda pindah klub tidak kurang dari 4 kali sebagai pemain saat melatih Kamboja dan tidak ada yang membawanya lebih dekat ke tim yang dia latih.
Para kritikus juga mempertanyakan apakah Honda dapat memberikan waktu dan tenaga untuk kemajuan Kamboja sambil mengejar karier bermainnya.
Sebaliknya, ia telah diberi banyak waktu untuk mengerjakan tugasnya di tim.
Tugas pertamanya sebagai pelatih adalah Piala AFF 2018 dan hasilnya tidak jauh beda seperti edisi-edisi sebelumnya.
Baca Juga: 5 Penyerang Timnas Indonesia Pencetak Gol Terbanyak di Piala AFF, Tidak ada Pemain Naturalisasi
Kamboja mengumpulkan tiga poin berkat kemenangan 3-1 atas tim juru kunci Laos.
Dua tahun berikutnya hasil tidak berbeda diraih ketika satu-satunya kemenangan Kamboja datang saat menekuk Laos 3-0.
Bedanya, skuad Kamboja pada 2020 menampilkan 12 pemain muda di bawah 21 tahun dan hanya menyisakan lima pemain dari edisi 2018.
Buah dari eksperimennya tersebut kini mulai terlihat pada edisi 2022 melalui performa apik Sieng Chanthea dkk.
Bukan hanya taktik di dalam lapangan, Honda juga memberikan pengaruhnya terhadap pemain dari sisi lain.
“Saya telah banyak berubah sejak dia datang,” jelas Chanthea, dalam sebuah wawancara untuk saluran YouTube Keisuke Honda.
“Sebelumnya, saya tidak tahu apa artinya menjadi seorang profesional."
"Tapi sejak dia mulai melatih Kamboja, kami belajar bagaimana berlatih dan hidup sebagai pemain profesional,” tambahnya.
Baca Juga: Jelang Lawan Filipina, Shin Tae-yong: Tak Usah Khawatir, Timnas Indonesia Pasti Menang