Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Kiper Persija Jakarta, Andritany Ardhiyasa, mengungkapkan tiga kerugian besar yang dialami pemain apabila Liga 2 dan Liga 3 tidak dilanjutkan.
Belum lama ini, PSSI mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan pelaksanaan Liga 2 2022-2023 dan Liga 3 2022-2023.
Keputusan itu diambil setelah rapat bersama Komite Eksekutif (Exco) PSSI pada Kamis (12/1/2023).
Dengan demikian, Liga 1 2022-2023 akan berlangsung tanpa degradasi dan promosi di akhir kompetisi.
Menanggapi hal ini, kiper Persija Jakarta Andritany Ardhiyasa sangat menyayangkan keputusan PSSI tersebut.
Penjaga gawang berusia 31 itu menyebut ada beberapa kerugian yang bakal dialami pemain apabila Liga 2 dan Liga 3 dihentikan.
Pertama, Andritany menyebut para pemain akan kehilangan jam terbang di lapangan karena tidak ada pertandingan.
Kedua, mereka akan kehilangan pekerjaan yang mereka cintai dan telah diidam-idamkan sejak kecil.
Ketiga, para pemain tentu akan kehilangan kontrak yang kemudian berujung pada kehilangan hak dan pendapatan.
"Setiap pemain di liga 1,2, dan 3 tentunya ingin sekali bermain agar tidak kehilangan jam terbang di lapangan."
"Pastinya ini pekerjaan yang mereka cintai. Ini pekerjaan yang mereka idam-idamkan sejak kecil."
"Selain itu mereka akan kehilangan kontrak dan hak mereka, kehilangan uang," kata Andritany, dikutip SuperBall.id dari BolaSport.com.
Baca Juga: Kurang Maksimal Bersama Timnas Indonesia, Ilija Spasojevic Langsung Cetak 2 Gol di Liga 1
Untuk itu, pria yang juga Presiden Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) itu akan berupaya mencari jalan keluar.
Ia menegaskan bahwa APPI akan mengambil langkah dengan bertemu LIB, Kemenpora, dan PSSI untuk meminta penjelasan.
"Sejauh ini kita ketemu LIB ingin tahu keterangan LIB. selanjutnya kemenpora kita akan ketemu dengan federasi," ucap Andritany.
"Kalau berlanjut itu sekarang bagaimana tergantung kita. Kita mempush mereka dari SPPI atau klub semoga ada jalan keluar," tambahnya.
Mantan kiper Timnas Indonesia itu juga mempertanyakan alasan PSSI menghentikan Liga 2 karena terbentur Piala Dunia U-20 2023.
Terkait Liga 2, memang ada beberapa alasan yang mendasari keputusan PSSI untuk menghentikan kompetisi tersebut.
Salah satunya adalah pelaksanaan atau kelanjutan Liga 2 dinilai sulit diselesaikan sebelum Piala Dunia U-20 2023 dimulai pada 20 Mei 2023.
Andritany menilai hal ini tidak menjadi masalah lantaran ajang tersebut hanya diikuti pemain di bawah 20 tahun, bukan senior.
"Kalau mereka selalu bilang terbentur Piala Dunia U-20 ya, tapi kan sebenarnya tidak ada masalah karena itu U-20 bukan untuk senior," kata Andritany.
Baca Juga: Menpora Zainudin Amali Beri Isyarat Calonkan Wakil Ketua Umum PSSI