Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Marc Klok menjelaskan kronologi terkait aksi divingnya di laga leg kedua semifinal Piala AFF 2022 antara Timnas Indonesia melawan Vietnam.
Beberapa waktu lalu, Timnas Indonesia harus memupus mimpi mereka untuk menjadi juara Piala AFF di edisi 2022.
Langkah skuad Garuda terhenti di tangan Vietnam pada babak semifinal.
Pada leg pertama, Timnas Indonesia mampu menahan imbang The Golden Star Warriors dengan skor 0-0.
Saat itu, tim besutan Shin Tae-yong bertugas sebagai tuan rumah.
Namun, malapetaka justru hadir untuk Timnas Indonesia kala memainkan laga leg kedua yang berlangsung di kandang Vietnam.
Egy Maulana Vikri dkk tak berkutik sama sekali dan dikalahkan dengan skor 0-2 oleh tim tuan rumah.
Selain gagal melaju ke final, salah satu penggawa Timnas Indonesia pun mendapat sorotan seusai laga tersebut.
Marc Klok mendapat sorotan tajam akibat aksi diving yang ia lakukan saat pertandingan berlangsung.
Saat itu, Klok tengah berada di kotak penalti Vietnam dan mendapat pengawalan ketat dari Doan Van Hau.
Tiba-tiba pemain naturalisasi tersebut terjatuh sembari memegangi bagian perutnya.
Ia mencoba untuk memengaruhi wasit agar Timnas Indonesia mendapat penalti pada saat itu.
Seusai laga, beredar sebuah video yang menunjukkan bahwa Klok melakukan aksi diving.
Sontak aksinya tersebut mendapat kritik dari para penggemar sepak bola Indonesia.
Terkait hal itu, pemain berusia 29 tahun tersebut menjelaskan kronologi yang sebenarnya.
Ia menceritakan kejadian tersebut melalui siniar milik 433.
Sembari bercanda, Klok mengatakan bahwa ia ditembak oleh seorang sniper yang berada di dalam stadion.
"Apakah kami tidak melihat sniper di stadion?" tanya Klok kepada 433 sembari bercanda.
Namun, perkataan Klok tersebut jelas merupakan sebuah candaan belaka.
Kejadian yang sebenarnya adalah, ia mendapat instruksi penting dari Shin Tae-yong.
Pelatih asal Korea Selatan tersebut memohon agar dirinya mencari cara agar Doan Van Hau mendapat kartu merah pada saat itu.
"Cerita yang sebenarnya adalah, kami saat itu bermain di kandang mereka. Dan pemain nomor lima, bek kiri (Doan Van Hau), dia sering kali melakukan tekel keras," ucapnya.
"Banyak sekali tekel-tekel gila, menyikut, dan ia selayaknya seorang pemain yang tak tersentuh pelanggaran. Dan dia hampir mematikan semua pemain kami (Timnas Indonesia)."
"Semua orang juga sudah berbicara tentangnya dan bertanya-tanya mengapa dia (Van Hau) tak mendapat kartu merah," lanjut Klok.
Baca Juga: Marc Klok dan Febri Pulih, Persib Bandung Turunkan Skuad Inti Kala Bentrok dengan Borneo FC
Pada saat itu, Van Hau sudah menerima kartu kuning dari wasit di babak pertama.
Oleh sebab itu, Shin meminta Klok untuk memancing Van Hau agar melakukan pelanggaran dan mendapat kartu kuning kedua di laga tersebut.
Andai hal tersebut terjadi, Van Hau akan terkena kartu merah dan Vietnam hanya bermain dengan 10 orang.
Dengan begitu, kans Timnas Indonesia untuk memutar balikan kedudukan.
"Saat kami bertemu Vietnam di kandangnya, ia masih melakukan hal yang sama. Itupun dia hanya mendapatkan kartu kuning di babak pertama."
"Saat itu kami sedang tertinggal 1-0 dan kemudian 2-0. Lalu platih meminta saya untuk melakukan sesuatu agar dirinya diusir dari lapangan."
"Kami memiliki kesempatan untuk membuat mereka bermain dengan 10 orang dan kemungkinan berbalik memimpin pertandingan di babak kedua."
Sayangnya, pancingan yang dilakukan oleh Klok tak kunjung berhasil.
Hingga pada akhirnya, ia mencoba cara kotor dan melakukan diving demi membuat Van Hau mendapat kartu merah.
Baca Juga: Kenangan Tak Ternilai Marc Klok Bersama Timnas Indonesia di Piala AFF 2022
Kini, ia mengaku malu terkait hal itu sebab dirinya sebenarnya tak pernah melakukan diving.
Namun, pada saat itu Klok memang berniat menghalalkan segala cara demi membantu Indonesia lolos ke babak final Piala AFF 2022.
"Saya pun mencoba untuk mengganggu dirinya, namun dia sangat pintar. Saya akui ia pintar, hal itu membuat saya bingung dan mencari cara bagaimana dia diusir dari lapangan."
"Saat itu saya berharap dia memberikan sikutan kepada saya atau apapun yang bisa membuatnya keluar dari lapangan. Dan ketika saya sudah mulai lelah, hal tersebut terjadi (diving)."
"Sayangnya kejadian itu viral dan diketahui oleh banyak orang. Setelah itu saya merasa malu, sebab itu seperti bukan saya."
"Namun, saya saat itu melakukan apa yang bisa dilakukan demi mengantarkan tim ke final," tutupnya.