Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Media Vietnam menyoroti sejumlah pelatih kelas dunia yang mengalami kegagalan saat memimpin tim Asia Tenggara.
Dalam lima tahun terakhir, sepak bola Asia Tenggara mencatat ada 5 pelatih yang memiliki pengalaman pernah menangani tim dalam ajang Piala Dunia.
Mereka memiliki pendapatan atau gaji yang sangat tinggi karena reputasi yang bagus, terkait dengan Piala Dunia.
Pada Januari 2019, Federasi Sepak Bola Thailand (FAT) memecat Milovan Rajevac dari jabatannya sebagai pelatih kepala.
Rajevac merupakan pelatih yang pernah menangani Timnas Ghana saat Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.
Dalam ajang tersebut, Rajevac berhasil membawa Ghana lolos dari fase Grup D yang berisi Jerman, Australia, dan Serbia.
Akan tetapi, Ghana gagal melaju ke semifinal usai kalah adu penalti melawan Uruguay di babak perempat final.
Dan ketika berkarier di Asia Tenggara, Rajevac dinilai gagal dan harus kehilangan pekerjaannya sebagai pelatih Thailand setelah kalah 1-4 dari India di laga pembuka Piala Asia 2019.
Usai kepergian Rajevac, Thailand menunjuk Akira Nishino dengan ambisi untuk kembali menduduki peringkat satu di ASEAN dan merebut tiket ke Piala Dunia 2022.
Namun, Akira Nishino gagal mengantarkan Thailand ke Kualifikasi Putaran Ketiga Piala Dunia setelah kalah bersaing dengan Vietnam dan Uni Emirat Arab.
Gagal mencapai target tersebut, pelatih asal Jepang itu pun terpaksa harus mengucapkan selamat tinggal kepada Skuad Gajah Perang.
Padahal sebelum menjadi pelatih Thailand, Akira Nishino pernah mengantarkan Timnas Jepang lolos dari fase Grup H Piala Dunia 2018 di Rusia.
Pelatih kelas dunia selanjutnya yang terkenal dengan sepak bola Asia Tenggara adalah Sven Goran Eriksson.
Ia pernah memimpin Timnas Inggris dalam ajang Piala Dunia 2022 dan 2006.
Namun, ketika berkarier di Asia Tenggara bersama Timnas Filipina, perjalanan Eriksson sangat singkat.
Eriksson harus kehilangan pekerjaannya setelah Filipina kalah dari Timnas Vietnam besutan Park Hang-seo di semifinal Piala AFF 2018.
Tak hanya menyoroti tiga ahli strategi di atas, media Vietnam (Danviet.vn) juga menyinggung Shin Tae-yong yang kini menjabat sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia.
Seperti diketahui, sebelum menjadi pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong sebelumnya memimpin Timnas Korea Selatan dalam ajang Piala Dunia 2018.
Ketika itu, tim besutannya secara mengejutkan mampu mengalahkan Jerman dengan skor 2-0 di fase grup.
Namun, kiprah Shin Tae-yong di sepak bola Asia Tenggara juga dinilai gagal oleh media Vietnam.
"Pelatih kelas Piala Dunia dapat gaji tinggi di ASEAN, 4 orang gagal," tulis judul dalam artikel Danviet.vn.
"Pelatih yang sudah lama berstatus Piala Dunia adalah Shin Tae-yong dari Indonesia."
"Namun Shin Tae-yong belum tahu cara menang melawan Park Hang-seo sejak memimpin Indonesia pada 2019, bahkan belum mencetak satu gol pun ke gawang Vietnam."
Melihat kegagalan sejumlah pelatih kelas dunia tersebut, media Vietnam juga memiliki kekhawatiran dengan nasib Philippe Troussier.
Sebelum menjabat sebagai pelatih Timnas Vietnam menggantikan Park Hang-seo, Troussier pernah menangani Timnas Jepang di Piala Dunia 2002.
Troussier saat ini diharapkan bisa mengantarkan Skuad Golden Star Warriors ke Piala Dunia 2026 dan membawa Timnas U-23 Vietnam ke Olimpiade 2024.
Akan tetapi, menjelang tampil di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Vietnam menelan kekalahan dengan skor identik (0-2) dalam dua laga persahabatan terakhir melawan China dan Uzbekistan.
Hal itu membuat fans merasa khawatir dengan masa depan Timnas Vietnam di bawah asuhan Troussier.
"Melihat dari empat manajer yang disebutkan di atas, semoga saja Troussier tidak mengalami kegagalan yang sama," tulis dalam artikel Danviet.
"Apalagi Milovan Rajevac, Akira Nishino, dan Sven Goran Eriksson semuanya akan telah meninggalkan sepak bola Asia Tenggara."